c. Beragama tidak bersifat dogmatis-teoritika tapi harus relevan dengan praktika
Ibrahim mengajari kita agar beragama tidak bersifat dogmatis-teoritis semata. Sebab langkah ini akan membawa pada munculnya kesenjangan antara ucapan dan tindakan. Pandai berdalil kok masih senang menyakiti, kaya kok tidak peduli, sudah haji kok masih korupsi,dll. Semua fenomena ini terjadi akibat umat terjebak pada beragama yang dogmatis teoritis. Â
Maka meliterasi perjalanan spiritualitas nabi Ibrahim berarti berusaha untuk menjadikan rekam jejak perjuangannya yang berpuncak pada pengorbanannya sebagai bahan refleksi diri dan berbenah diri dan menjadikannya sebagai suri teladan.
Sehingga umat Islam dituntut cerdas memahami segenap peristiwa yang dialami oleh para nabi agar dapat menjadi umat teladan dalam membangun peradaban hari sekarang dan hari yang akan datang. Semoga bermanfaat!
Referensi:
Agus Mustofa. 2012. Ibrahim Pernah Atheis. Padma Press. Surabaya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI