Mohon tunggu...
Cintia Gita
Cintia Gita Mohon Tunggu... Penulis - #MenjadiSukses #MenjadiHidup #MenjadiBermakna | Sharing Oriented

❝Manusia terhebat dengan ide terhebat sekalipun bisa dijatuhkan oleh orang terkecil dengan pola pikir tersempit—tetaplah berpikir besar.❞ (John Maxwell)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjadi Bermakna: Memberikan Bangku kepada Penumpang Prioritas Tidak Membuatmu Rugi

24 September 2024   12:42 Diperbarui: 25 September 2024   08:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bedanya dengan bagian nomor 1, kali ini mayoritas penumpang di dalam gerbong berkontribusi untuk vokal. Situasi ini juga pernah saya alami, bahkan ketika satpam dan dominasi orang di gerbong sudah bersuara keras tetap saja di antara puluhan orang yang duduk, butuh waktu ±1-2 menit untuk menggerakan hati mereka memberikan bangkunya. Bayangkan, ketika suara gerbong sudah diramaikan dengan “bangkunyaaa.”, “woy ada ibu hamil!”, “bangun bangun.”, “jangan pura-pura gak denger.”, tetap butuh waktu yang panjang untuk menghasilkan satu orang yang mengalah, sisanya tetap nyaman di posisinya. 

Ketiga, mereka yang sigap terbangun dan menghentikan aktivitasnya untuk memberikan bangku kepada penumpang prioritas.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua orang yang siap siaga membantu, menurunkan egonya, menunjukkan kepeduliannya kepada sesama manusia yang membutuhkan. Momen ini sangat menghangatkan setiap kali saya menjumpai situasi seperti ini.

Kabar baiknya, dari 3 respon yang saya jelaskan ini, saya lebih sering berjumpa dengan respon nomor 3. Ya, masih banyak orang baik yang peka terhadap sekitarnya dan mengalah sebagai bentuk kepeduliannya. 

Untuk nomor 1 dan 2, intensitasnya tidak sesering nomor 3, tetapi masih beberapa kali saya temukan di perjalanan.

Sangat miris ketika saya melihat fenomena nomor 1 dan 2 ini beberapa kali di kereta (tidak begitu sering, tetapi juga tidak jarang), untungnya tetap ada orang baik yang memberikan bangku. Tapi, serius kah harus dengan cara yang berbelit-belit seperti meneriaki, menepuk berulang kali, atau sampai harus jalan pindah gerbong dengan harapan akan ada orang lain yang membantu?

Tolong jadilah peduli dan lebih peka.

Kenapa Kita Harus Peka dan Mengalah?

Memang benar jika ada yang bilang, “ya itu kan hak saya mau kasih duduk atau enggak!”, tetapi hal tersebut tidak akan menjadi suatu hak jika rasa peduli dan humanis itu muncul sebagai bagian dari kemanusiaan. 

Kita tidak akan merasakan kerugian moral dan materil apabila berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Contoh sederhananya, memberikan bangku kepada penumpang prioritas di kereta dan transportasi umum lainnya. 

Memberikan bangku kepada penumpang prioritas tidak akan membuatmu merugi.

Jika belum pernah bertemu dengan orang baik di dalam transportasi umum, maka jadilah salah satunya.

Ketika ada orang di sekitar ada yang membutuhkan tempat duduk karena kondisinya, jangan ragu untuk berikan kepada mereka. Keputusan kita untuk menjadi peduli, peka, dan mengalah sangat berharga untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun