Mohon tunggu...
Cinta Chara
Cinta Chara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

An undergraduate student of Ocean Engineering Department.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menggapai Kemandirian Garam Nasional: Solusi untuk Masa Depan Petani Garam Indonesia

8 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 8 Desember 2024   22:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

- Pengaturan kebijakan impor yang lebih terstruktur

- Pemberian insentif bagi petani garam

Pengembangan usaha garam di Indonesia menghadapi berbagai tantangan kompleks yang saling terkait satu sama lain. Mulai dari masalah teknis produksi hingga persoalan struktural pasar, semua ini membutuhkan pendekatan komprehensif untuk mengatasinya. Namun, dengan potensi yang besar dan kebutuhan nasional yang terus meningkat, pengembangan usaha garam tetap memiliki prospek yang menjanjikan.

Diperlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan terutama petani garam sendiri - untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, dukungan teknologi, dan pengembangan infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat mencapai swasembada garam dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para petani garam.

Panggilan untuk bertindak ini bukan hanya tentang mencapai swasembada garam nasional, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutan mata pencaharian jutaan keluarga petani garam di seluruh Indonesia. Setiap langkah yang diambil hari ini akan menentukan masa depan industri garam nasional dan kesejahteraan para petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas strategis ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun