Mohon tunggu...
Cindy Fernanda
Cindy Fernanda Mohon Tunggu... Seniman - a psych student

lots in my head.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Teror Kata "Tidak", Penolakan yang Kita Takut Dengar

29 September 2021   09:10 Diperbarui: 1 Oktober 2021   01:45 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat seseorang mengatakan tidak di depan muka kita, sebenarnya mereka tidak peduli denganmu. Namun, otak dan pikiran di dalam dirimu inilah yang mendramatisir semuanya. Lalu kamu akan menghabiskan semalam berpikir bahwa mungkin memang saja penolakan itu terjadi karena dirimu.

Baca juga: Judgemental Society: Hakim di Mana-Mana dan Cara Menghadapinya 

Memang Benar-Benar Tidak Terpikirkan Oleh Mereka

Di saat orang lain berkata tidak padamu, mereka tidak berpikir bagaimana perasaanmu yang di dramatisir olehmu. Alasan sebenarnya mereka menolakmu adalah karena penawaran yang kamu berikan tidak sesuai dengan rencana mereka. 

Saat mereka menolakmu, mereka tidak memikirkan kelakuanmu yang paling bodoh dan memalukan. Ini semua hanya dramatisir dari otakmu sendiri. Mereka menolak karena itu tidak sesuai dengan rencana mereka. 

Namun, penolakan cenderung berujung dengan sakit karena mengira mereka menolak gambaran dirimu. 

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi

Pikiran seperti itu memang sulit diatur karena memang manusia sulit mengontrol pikiran mereka. 

Sebagai contoh, jika ada pertanyaan apa 1 jenis makanan yang akan kamu makan sampai kamu mati, kamu akan menjawab pai apel. Kamu selalu senang saat akan makan pai apel, rasanya semua masalahmu hilang dalam 0,01 detik.

Saat kamu ke dapur, ternyata harum itu bukanlah berasal dari pai apel melainkan pai buah peach. Kamu bingung karena tercium seperti bau pai apel dan ternyata kamu baru tahu bahwa adonan yang dipakai memang adonan pai apel tetapi tidak dengan isinya. 

Sekarang kamu kecewa dan masih berharap ingin memakan pai apel. Disaat kamu memakan pai peach itu juga, kamu masih berharap bahwa itu adalah pai apel, lalu kamu berusaha menghilangkan kekecewaanmu dengan menghilangkan pikiran pai apel dalam otakmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun