Mohon tunggu...
Cindy Carneta
Cindy Carneta Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Psikologi

Saya merupakan seorang Sarjana Psikologi dari Universitas Bina Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Independen vs Mapan: Kok Jadi Ribet?

22 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:18 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita karier, wanita independen | SHUTTERSTOCK/SEVENTYFOUR

Sementara itu, ekspektasi sosial terhadap pria sering kali tetap statis. Pria diharapkan untuk menjadi penyedia utama atau "breadwinner". Tekanan ini jauh lebih berat di era modern, di mana biaya hidup semakin tinggi dan persaingan ekonomi semakin ketat. Akibatnya, ada kesenjangan antara peran tradisional dan realita modern.

2. Persepsi Kualitas Pasangan yang Berubah

Wanita independen cenderung mencari pasangan yang setara, baik dalam hal finansial, emosional, maupun mental. Ini bukan soal "menuntut banyak", tetapi tentang keseimbangan dan sinergi. Dalam psikologi hubungan, ini disebut sebagai "equitable relationships". Hubungan yang didasarkan pada prinsip keadilan dan pertumbuhan bersama.

Namun, masalah muncul ketika standar "mapan" atau "independen" diukur dengan satu perspektif saja. Seorang pria mungkin dianggap belum mapan hanya karena ia belum memiliki rumah, padahal ia memiliki visi, tanggung jawab, dan kerja keras yang luar biasa. Begitu pula, seorang wanita independen bisa saja dianggap "terlalu menuntut" hanya karena ia mencari pasangan yang sepadan.

Psikologi Kebutuhan dalam Hubungan: Kesetaraan adalah Kunci

Dalam teori Self-Determination yang dikemukakan oleh Ryan dan Deci (2000), manusia memiliki tiga kebutuhan dasar untuk merasa puas dalam hidup:

  • Autonomy (kebebasan dalam menentukan pilihan hidup).
  • Competence (perasaan mampu dan berdaya).
  • Relatedness (hubungan sosial yang berarti).

Wanita independen sering kali sudah memenuhi dua kebutuhan pertama. Kebebasan dan kompetensi. Hal yang mereka cari dari pasangan adalah relatedness. Sebuah hubungan yang setara dan saling mendukung. Bukan untuk "melengkapi" hidup mereka, melainkan untuk tumbuh bersama-sama.

Demikian pula, pria mapan (dalam arti yang lebih luas) bukan hanya soal memiliki aset material, tetapi juga kesiapan untuk berkontribusi dalam hubungan. Baik secara emosional, finansial, maupun mental.

Bukan Soal Siapa Lebih, Tapi Siapa yang Sejalan.

Alih-alih mempertanyakan "mengapa pria mapan semakin langka" atau "apakah wanita independen terlalu banyak menuntut", kita seharusnya merenungkan apa yang sebenarnya kita cari dalam sebuah hubungan.

Setiap individu memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Ada yang lebih dulu mapan secara finansial, ada pula yang masih berproses untuk menemukan stabilitas emosionalnya. Tidak ada ukuran yang benar-benar objektif dalam hal ini. Yang paling penting adalah menemukan pasangan yang sejalan, yang siap berjalan bersama dalam proses pertumbuhan hidup, apa pun kondisinya saat ini.

Seperti pepatah lama, "Cinta bukan soal menemukan seseorang yang sempurna, melainkan tentang menerima ketidaksempurnaan dan tumbuh bersama."

Keseimbangan adalah Kunci Kebahagiaan

Fenomena ini sebenarnya mengajarkan kita tentang satu hal. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang seimbang dan setara. Wanita independen maupun pria mapan bukanlah dua kutub yang saling berlawanan, melainkan dua individu yang seharusnya saling melengkapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun