Dinamika diantara narsisme dengan perilaku intimidasi terlihat saat remaja dengan sifat narsistik telah diidentifikasi sebagai eksploitatif, mendominasi, dan manipulatif dalam perjuangan mereka untuk dominasi sosial.
Namun, terdapat kemungkinan bahwa agresi yang digunakan oleh Mario merupakan bentuk dari mekanisme defensif untuk melindungi harga dirinya yang rapuh dengan tujuan agar terlihat gagah serta "keren" di depan A seperti teori yang telah diungkapkan oleh Washburn, McMahon, King, Reinecke, dan Silver pada tahun 2004.
Sebab, Sandstrom (2011) menjelaskan bahwa ''ancaman ego'' atau ''egotisme defensif'' pada umunya dikaitkan dengan sebuah bentuk penghinaan.
Baumeister (1998) menemukan bahwa ketika narsisme digabungkan dengan penghinaan akan menyebabkan peningkatan agresi di antara individu.
Hal tersebut disebabkan oleh ancaman ego dalam bentuk evaluasi negatif yang menghina berkorelasi dengan peningkatan agresi terbuka terutama di antara responden narsistik.
Secara umum, individu narsistik cenderung lebih cenderung untuk mendominasi dan mengontrol lingkungan sosialnya daripada mereka yang tidak memiliki kecenderungan narsistik.
Mereka juga dapat menggunakan bentuk agresi dan pemaksaan tidak langsung atau relasional yang canggih untuk mempertahankan atau meningkatkan dominasi mereka dan mungkin menganggap teman-teman mereka mendukung dominasi mereka melalui perasaan kebesaran dan kebutuhan akan kekaguman.
Hal tersebut terwujud dari bentuk agresi berupa penganiayaan yang dilakukan oleh Mario kepada David.
Ketika A mengadu kepada Mario bahwa David memperlakukannya dengan tidak baik, Mario seolah-seolah menunjukkan bahwa dirinya sebagai seorang yang percaya diri, dan kuat demi mempertahankan serta memperoleh dominasi sosial.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh bukti video yang diduga direkam oleh A, pacar Mario sekaligus mantan David.
Dari video tersebut terdengar suara Mario yang tak takut dipolisikan.