Mohon tunggu...
Cindya Lauren
Cindya Lauren Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cyber Diplomacy: Ada Apa dengan Diplomasi Digital?

2 Desember 2021   02:36 Diperbarui: 2 Desember 2021   08:50 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi adalah salah satu alat yang digunakan diplomat saat ini untuk kinerja profesional. Mereka diintegrasikan ke dalam peran mereka sesuai dengan strategi tertentu. Kartu keterampilan dasar tidak berubah. Pada Aspen Idea Festival, Madeleine Albright menunjukkan bahwa seni diplomasi adalah menempatkan diri pada posisi orang lain untuk memahami kepentingan nasional (empati) orang lain. Setelah aspek digital diplomasi dan globalisasi dipahami, profesional diplomatik melakukan tindakan yang mungkin sesuai untuk bekerja di berbagai disiplin ilmu.

Diplomasi digital adalah diplomasi tanpa nama. Untuk secara bertahap dan berhasil mengintegrasikan diplomasi digital ke dalam kegiatan profesional, kami akan melakukan pelatihan berkelanjutan di bidang ini, membuat panduan pengguna untuk  lebih memahami jejaring sosial, dan menguji ide-ide baru. Menerapkan inisiatif kecil untuk dan menetapkan berbagai departemen dan  indikator kinerja. Ini akan membuat diplomasi digital  lebih kuat melawan aksi politik dan  meninggalkan kesan kemanusiaan.

Diplomasi digital saat ini adalah kenyataan. Menteri, diplomat, cendekiawan, jurnalis, dan warga menggunakan area ini untuk mencapai tujuan unik mereka. Jika Departemen Luar Negeri ingin mengambil langkah maju, perlu berinvestasi dalam kapasitas dan mengalokasikan sumber daya  dari posisi lain. Oleh karena itu, sebelum memposting sesuatu di Internet, adalah bijaksana untuk menyusun strategi jangka panjang dan memikirkan bagaimana diplomasi digital dapat menambah nilai bagi warganya.

Diplomasi tidak hanya erat dengan penggunaan satu platform. Selama 50 tahun terakhir, kita telah menyaksikan evolusi faks, telepon, dan sekarang Internet. Seberapa sering Anda menggunakan kata sifat "baru" dalam "diplomatik"? Dan dalam contoh nyata yang terjadi di era pandemi COVID-19 sekarang ini, para diplomat sulit untuk berdiplomasi. Ada batasan untuk pertemuan tatap muka untuk membahas masalah pemerintah. Dan kini, diplomasi digital menjadi salah satu cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.

References

Hocking, Brian. "The Ends of Diplomacy". International Journal Vol. 53, No. 1 (Winter, 1997/1998).

Holmes, M. The future of digital diplomacy, in Bjola, C, and Holmes, M. Digital Diplomacy: Theory and Practice. (New York: Routledge, 2015).

Jackson, Robert dan Georg Sorensen. Pengantar Studi Hubungan Internasional. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun