Mohon tunggu...
Cindi Avrilia
Cindi Avrilia Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswa uhamka

jadilah orang yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Dakwah di Televisi dalam Dunia Infotainment

16 Juli 2022   01:12 Diperbarui: 16 Juli 2022   01:20 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan global kehidupan social culture kemasyarakatan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan antara unsur informasi dan komunikasi sehingga menjadi model interaksi sosial masyarakat modern saat ini. 

Tak dapat dihindari perubahan yang sangat cepat, dunia berada dalam situasi dan kondisi kehidupan antar bangsa dan negara tanpa batas. Media adalah power hegemoni masyarakat modern dalam mengubah tatatan struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan lainnya.

Media merupakan alat yang digunakan masyarakat kapitalis dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialis, pragmatis, hedonis dan bahkan konsumtif. Meskipun di sisi lain kehadiran media membawa pengaruh positif dalam menggali informasi berbagai gagasan pemikiran manusia yang dapat menunjang pembentukan masyarakat kritis. 

Beragam bentuk media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar, majalah dan lain sebagainya digunakan sebagai sarana menyebarluaskan informasi kepada masyarakat modern. Namun demikian media seperti televisi adalah salah satu media paling utama yang dapat diakses, dinikmati, dan mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta senantiasa menjadi populer di belahan dunia.

Televisi boleh dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa hampir setiap orang di Benua tersebut mnghabiskan waktunya antara 6-7 jam perminggu untuk menonton TV. 

Realita ini menunjukkan bahwah betapa media TV sangat banyak diminati oleh masyarakat Amerika begitu pula di Indonesia. Hal ini disebabkan karena televisi memiliki sejumlah kelebihan, terutama kemampuannya dalam menyatukan antar fungsi audio dan visual.

Di dalam sebuah negara berkembang seperti Indonesia, mayoritas masyarakatnya telah menjangkau media televisi. Sebab, televisi bukan barang yang mewah dan mahal. Ini berarti hampir seluruh masyarakat mengkonsumsi apa yang televisi tayangkan untuk mereka. Apa pun bentuk yang dihadirkan oleh televisi, masyarakat akan menikmatinya tanpa memikirkan dampak buruk yang akan berakibat pada anak-anak mereka. 

Seperti yang diketahui bersama, banyak masyarakat yang belum mengerti akan bahaya dari kotak ajaib ini. Televisi menjadi media yang berbahaya, jika kita tidak memilah-milah acara yang disajikan. Dampak itu akan berimbas kepada anak-anak dan remaja. Tanpa disadari, televisi di samping menjadi media yang begitu berguna, dia juga sebuah musuh yang berbahaya.

Salah satu program atau acara yang sangat digandrungi oleh masyarakat saat ini adalah acara infotainment yang banyak mempublikasikan kehidupan pribadi dan karir para selebritis. Karena itu, hal ini sebuah keuntungan bisnis yang luar biasa, bahkan akan ditayangkan setiap hari karena mumpung diminati masyarakat. Sedangkan moralitas suatu acara terkesan tidak dihiraukan. 

Para pelaku industri media tanpa memikirkan dampak yang kurang baik terhadap penontonnya. Masyarakat sebagai sasaran empuk dari media informasi khususnya kalangan para remaja dan anak-anak. 

Karena seorang yang telah dewasa saja belum tentu memahami mana sebuah acara yang baik untuk ditonton atau dilihat, apalagi mereka para remaja dan anak-anak. Belum lagi secara psikologis para remaja dan anak-anak akan menyerap dan meniru dari apa yang telah mereka lihat. Khususnya adegan yang disiarkan melalui televisi pada program infotainment.

Televisi sebagai salah satu media, massa tentulah memilikiperan dan fungsi sebagai media massa lainnya. Oleh karena itu, media dakwah yang pada awalnya lebih banyak menggunakan media tradisional, namun seiring dengan waktu media dakwah kini berkembang menjadi lebih banyak variasinya dengan menggunakan sentuhan- sentuhan teknologi media massa modern baik berupa media cetak yang variatif seperti; 

buku, koran, majalah, tabloid dan lain-lain maupun dengan media elektronik seperti; radio, televisi, film, media seluler (HP/SMS), internet dan lain sebagainya.2

Istilah televisi terdiri dari "tele" dan "vision" (visi), di mana tele berarti jauh dan visi adalah penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio, sedangkan segi penglihatan diwujudkan dengan prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak maupun gambar diam (still picture).

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya " Televisi Siaran Teori dan

Praktek ", yang dimaksud televisi adalah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen.3

Kehadiran berbagai media massa sebagai akibat dari kemajuan teknologi tidak hanya membawa angin positif kepada perjalan dakwah itu sendiri namun di sisi lain juga menjadi tantangan bagi para dai dalam mentransformasikan pesan-pesan dakwah kepada umat. 

Betapa tidak jika eksistensi media massa khususnya televisi tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai media dakwah, maka bisa dipastikan area (jangkauan) wilayah dakwah sulit berkembang. Tantangan ini harus dijawab oleh para dai dengan ketersediaan sumber daya manusia yang baik dalam memanfaatkan media yang ada.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa dakwah dan komunikasi sebagai satu kegiatan manusia yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Karena keduanya adalah sebuah kegiatan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, dan menggunakan media (sarana) di dalam menyampaikan pesan tersebut. Di antara media komunikasi di abad ini ialah media televisi yang telah sangat familiar di tengah-tengah masyarakat modern khususnya umat Islam.

Mengutip pandangan Stephen W. Littlejohn ia menyebutkan bahwa komunikasi mengetengahkan pembahasan tentang cara berkomunikasi dengan orang atau pihak lain melalui pesan dan berbagai gejala dalam kehidupannya.4

Sebagai upaya konkrit dalam merespons perkembangan media komunikasi yang akan dijadikan sebagai media dakwah, maka sejatinya

Media massa sebagai sebuah sarana komunikasi maka lebih awal diketahui apa saja tugas dan fungsi dari media massa tersebut. Menurut MacBride setidaknya ada beberapa fungsi dari media massa (TV) yaitu sebagai berikut: Pertama, sebagai sarana informasi. 

Artinya media TV adalah berperan sebagai sarana pemberi informasi kepada masyarakat tentang berbagai sektor kehidupan baik yang berkaitan dengan politik, ekonomi, pendidikan maupun agama. Dalam konteks dakwah, televisi berperan sangat urgen untuk dijadikan sebagai sarana dalam menyebarkan seluruh pesan-pesan dakwah dari seorang dai kepada madunya dan memiliki jangkuan yang sangat luas. 

Sehingga dalam posisinya sebagai sarana penyebar informasi dakwah, eksistensi media sangat membantu seorang dai juga madu untuk lebih cepat mendapatkan informasi keislaman khususnya, di manapun ia berada sepanjang terdapat jangkauan satelit. Kedua sebagai sarana hiburan.

 Penyebarluasan simbol dan sinyal dari berbagai macam tayangan TV bertujuan untuk memberikan nuansa hiburan kepada masyarakat di tengah-tengah kesibukannya masing-masing. Agar hiburan yang ditayangkan oleh televisi tersebut bernilai pesan dakwah, maka hiburan yang dipublikasikan kepada madunya adalah suatu hiburan yang nuansanya memiliki nilai-nilai yang positif. Ketiga sebagai sarana pendidikan. 

Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa berperan sebagai

Fenomena Dakwah di Televisi menjadi  sarana education (pendidikan) terhadap masyarakat, tentu yang dimaksudkan adalah pendidikan yang positif.5 Televisi dalam kapasitasnya sebagai pemberi pendidikan, maka dalam wilayah kerja dakwah disinilah momen yang paling penting (tepat) untuk dijadikan sebagai sarana dakwah kepada umat. 

Karena itu, media massa khususnya TV adalah sangat strategis perannya dalam turut mempengaruhi pola prilaku masyarakat dalam berbagai lapisan, sejak anak-anak hingga orang tua.

Masyarakat menjadikan media massa sebagai "guru" yang telah meyampaikan warisan sosial (nilai-nilai norma) dari seseorang ke orang lain atau bahkan dari generasi ke generasi. Karena itu, tayangan melalui TV khususnya dalam acara infotainment secara tidak sadar masyarakat telah diajar untuk gemar menceritakan aib atau kekurangan orang lain. 

Karena sebahagian besar tayangan pada acara televisi swasta nasional yang menyuguhkan acara serupa walaupun dengan topik yang berbeda-beda. Hal ini tentu bertentangan dengan pesan moral dari al-Quran sebagaimana dijelaskan misalnya dapat dilihat pada QS. al-Hujurat [49]:12 yang terjemahannya,

Terjemahan:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Secara normatif ayat di atas mengandung tiga pesan moral yaitu, pertama; orang yang beriman kepada Allah Swt., diperintahkan agar menjauhi sifat prasangka yang tidak berdasar kepada orang lain, kedua; jangan saling mencari kesalahan (kekurangan) dan ketiga; jangan saling menggunjing keburukan orang lain. 

Dalam dunia infotainment paling tidak ada tiga hal yang biasa diekspos kepada masyarakat diantaranya, masalah karir selebiritis, masalah rumah tangga selebritis dan masalah dan masalah pribadi selebritis tersebut. Ketiga isi tayanyan ini sesungguhnya inilah yang dilarang di dalam agama Islam.

Agar televisi tidak di penihi dengan acara infotainment yang banyak mengandung hal negative, dan menyebabkan pengaruh negative bagi yang gemar menonton tayangan televisi khusunya anak-anak yang menonton tanpa ada pengawasan orang tua, 

maka di perlukannya tayangan atau acara dakwah dalam televisi yang mana baik dan mengandung prisip- prinsip komunikasi islam, dan proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menngunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam islam. Komunikasi sangat berperan penting jika dilihat dari kacamata islam, enam prinsip dalam berkomunikasi yakkni:

Prinsip Qaulan Sadida (Jujur)

Prinsip ini mengandung untuk menyampaikan segala informasi dan komunikasi harus menyampaikan dengan benar yang dimana pendakwah harus memiliki sikap yang jujur, tidak berbohong, dan menyampaikan sesuatu berdasarkan faktanya. Jika yang informasi yang disampaikan mengandung kebohongan makai tui seharusnya tidak di sebarkan atau tayangkan di tv atau infotaiment.

Seperti firman allah yang di sebutkan dalam surah An-nisa ayat 9, yaitu :

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar"

Prinsip Qaulan Baliqha

Prisip ini mengandung yaitu sudah seharusnya kita menyampaikan informasi atau membangun komunikasi di dasari dengan 'qaulan baliqha', bahwa kata baliqha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelibelit atau bertele- tele.

Seperti dalam firman Allah swt dalam surah An-nisa ayat 63, yaitu :

Artinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka".

Prinsip Qaulan Layinna

Prinsip qaulan layinna mengandung pembicaraan yang lemah lembut tentunya juga dalam menyapaikan informasi dengan lemah lembut, dengan suara yang enak didengar sehingga dapat menyentuh hati. Begitupun dalam berdakwah kita harus menerapkan prinsip qaulan layinna.

Seperti dalam firman Allah swt dalam surah Thaha ayat 44, yaitu :

Artinya: "maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Prinsip Qaulan Karm

yaitu perkataan yang mulia, di sertai dengan rasa hormat dan mengagyngkan, lemah lembut bertatakrama dan adab, serta enak di dengar. 

Qaulan Karima digunakan dalam berkomunikasi sperti contohnya yaitu berkomunikasi dengan orang tua, atau orang yang lebih tuah dari kita, dan orang yang kita hormati. Ini juga brelaku dalam dakwah penyampaiannya harus dengan Bahasa yang mulia dan tidak kasar agar penonton dakwah televisi menyukai acara dakwah di televisi dan mengurangi menonton acara infotainment gossip.

Prinsip Qaulan Ma'ruf

Dalam prinsip ini mengandung perkataan yang ungkapan yang pantas, yang baik, santun, dan tidak menggunakan sindiran, apalagi sampai menyinggung perasaan orang lain. Seorang pedakwah harus menrapkan prinsip ini dalam berkomunikasi dengan para jama'ah Ketika dakwah di televisi dan tentunya megandung perkataan yang memberi informasi dan bermanfaat bagi pendengar dan penontonnya.

Prinsip Qaulan Masyuran

Prinsip Qaulan Masuran yang artinya ucapan yang mudah, mudah dicerna, mudah dimengerti dam dan di pahami oleh pendengarnya. Dalam tayangan dakwah ditelevisi juga pendakwah harus menggunakan kata-kata yang menyenangkab dan tentunya berisi hal-hal yang menggembirakan. Prisip ini sangat penting di terapkan dala komunikasi dakwah yang akan di tayangkan di Televisi.

Setelah menjabrkan prinsip-prisip komunikasi dalam islam yang akan terkandung dalam strategi dakwah yang akan di tayang kan di televisi di Indonesia untuk mengurangi acara-acara infotaiment yang mengandung banyak sekali hal-hal negative. Dan fungsi komunikasi secara umum di antaranya adalah sebagai saluran informasi, saluran Pendidikan, dan sebagai saluran hiburan. 

Dianatara dampak negative dari penayangan infotaiment diantaranya yaitu, cenderung untuk masyarakan membiasakan untuk melihat kesalahan-kesalahan orang lain dan membuang- buang waktu untuk menonton hal-hal yang tidak bermanfaat. Maka di perlukan tayangan yang edukasi yaiyu dakwah di televisi dalam mengimbangi tayangan infotaiment.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun