Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Jika Dru Tidak Dungu

11 Januari 2024   02:02 Diperbarui: 7 Maret 2024   00:19 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbanya mau pakai helm?"

"Ndak usah mas, tengah malam hujan gini mana ada Polisi nilang"

Masnya paham betul. Dia tidak ajak berdebat. Kembali dia simpan helm dan jas hujan untuk Dru.

"Mas ambil jalur kanan, ke kiri macet."

"Lo Mba, kalau ke kanan, jalannya dialihkan nanti malah lama lo sampainya"

" Ya ndak papa Mas, biar lama sampainya"

Lewat tengah malam. Dru sedikit ragu untuk membukan pintu kostnya. Perjalanan tadi sedikit membuat kenangan Bram kembali melintas.

Dibentangkannya sajadah berwarna merah muda. Diam sebentar lalu Dru ambil gunting. Ditatapnya dengan lekat.

"Tuhan, jika malam ini tetesan darah dari nadiku menjadi perjalanan terakhirku, kiranya Engkau berkenan ampuni segala khilafku"

Dru dekatkan ujung gunting ke urat nadinya. Dru yang sempat tidak percaya dengan keberadaan laki-laki. Kembali bersemangat dan mempercayai bahwa Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan.

Tapi ketika Bram yang sudah sangat memberi nyaman untuk Dru, rupanya sama saja. Diangkatnya Dru dengan tinggi, dijatuhkan selayaknya buah Nangka matang di pohonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun