"Terserah aku dong. Apa hak kamu atur-atur aku?"
"Oh begitu. Baik aku tidak mau lagi temani kamu. Aku bosa ikuti egomu terus."
Dru lemparkan handuknya, sibuk obrak abrik koper.
Aku yakin di dalam koper isinya berantakan, juga tidak karuan. Aku yakin pula Dru tidak tahu barang apa saja yang sudah dia masukkan ke dalam koper.
"Sial, ternyata tidak ada Bra dan CD di koperku. Terus aku pakai apa Laela?"
"Masih mau tanya sama aku?"
"Ah terserah. Aku mau tidur saja."
"Enak saja kau tidur. Lihat di sudut meja, rokok siapa itu? Lalu Kebab Turki dan kopi punya siapa? Kamu masukkan laki-laki ke dalam kamar hotelmu?"
"Gila kamu Laela. Sebejatnya aku masih bisa berpikir jernih. Sekuatnya aku ingin membunuh orang, masih ada iman yang melarang aku."
Aku bosan dengar Dru membela diri. Kubiarkan dia ganti baju dulu lalu membereskan seluruh isi kopernya ke lemari.
"Dasar aneh kamu Dru. Aturan kamu cari tahu dulu itu kopi dan kebab siapa?"
"Iya sebentar."
"Kalau ternyata kamar ini ada penghuninya bagaimana?"
"Tidak mungkin, aku akan complain ke pihak hotel kalau seperti itu."
"Artinya kamu memang sengaja mengundang laki-laki ke kamarmu?"
"Tidaaaaak. Tidak Laela."
Akhirnya Dru menuruti apa mauku. Dia perhatikan meja yang kumaksud.
"Hahahahah. Laela, Laela. Kalau norak jangan bilang-bilang."
"Kurang ajar kamu ya, aku dibilang norak."
"Hey hello. Ini bukan kopi. Ini Syrup Blackcurrant dan di sini tertulis welcome drink."
"Apa itu welcome drink?"
"Sudah tak usah tahu. Toh kamu tidak minum juga."
"Lalu itu kebab siapa?"
"Mana siiiii. Ini bukan kebab sayangku, ini handuk muka yang dibuat menyerupai makanan. Lagi sok tahu banget kebab Turki. Memang sudah pernah makan?"
"Ah malu aku. Rupanya aku yang tidak tahu apa-apa. Lalu itu asbak penuh rokok?"
"Hadeuh. Ini pun bukan rokok. Coba lihat ini ada tanda silang merah. Ini hanya dummy bahwa di kamar ini tidak boleh merokok. Paham?"