"Bram, aku mau ketemu. Temui aku di Kedai Kopi jam tiga sore ini."
What? Jam tiga. Dru gila.
Mana bisa dalam waktu tiga puluh menit aku sampai di kedai sementara jalanan Fatmawati sangat padat siang ini.
Bukan saat yang tepat berdebat dengan Dru. Mau tak mau aku harus pake gojek.
"Good, kamu datang tepat waktu."
"Gila kamu, nyiksa ini namanya. Aku cuma mau pastikan bahwa aku tidak salah orang."
"Hah maksudmu Dru?"
Kutatap lekat Dru, lingkaran hitam di matanya tak bisa sembunyikan sisa tangis yang masih Dru bawa.
Ingin rasanya aku peluk Dru lalu kucium keningnya dan aku bisikkan bahwa semua akan baik-baik saja karena ada aku di sisinya.
"Bram, pacarmu mana?"
"Ngaco kamu, pacar apaan sih?"
"Istrimu?"
"Hey, wooooy. Kamu minta aku datang kesini hanya untuk ribut Dru?"
"Iyalah untuk apalagi."
"Ah sudahlah..."