Pikiranku menuju ke beberapa tahun yang lalu, saat dimana aku merasa aku yang paling benar mengambil keputusan.
Begitu tersanjungnya aku, semua sahabatku berkata "kamu beruntung lo, bisa menaklukan dia". Dia susah bagai batu tapi kamu bisa.
Bodohnya aku sudah tau keras bagai batu, kenapa aku merasa menang telah mendapatkannya.
Terlambat, semua sudah menjadi takdir yang tidak mungkin mudah aku menolaknya. Aku terjebak.
Dalam putaran waktu aku bisa melakukan apa-apa, aku sangat mengerti fungsiku, akau sangat mengerti kodratku dan aku sangat mengerti apa yang harus aku lakukan.Â
Aku manut.
Tak kuijinkan siapapun memasuki ranahmu, begitupun dengan aku. Aku sadar garis tegasmu mengatakan, bahwa kau adalah sang pemegang kendali.
Aku manut.
Dalam sadar yang sangat penuh aku pun berjanji, aku akan selalu kuat. Karena aku wanita hebat yang kuat dan tegar. Aku bisa.
Sayang, sekuatnya batu tak akan mampu menahan tetesan hujan terus menerus.
Aku terluka.