Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Ada Judul

16 Agustus 2018   21:38 Diperbarui: 16 Agustus 2018   22:11 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiranku menuju ke beberapa tahun yang lalu, saat dimana aku merasa aku yang paling benar mengambil keputusan.

Begitu tersanjungnya aku, semua sahabatku berkata "kamu beruntung lo, bisa menaklukan dia". Dia susah bagai batu tapi kamu bisa.

Bodohnya aku sudah tau keras bagai batu, kenapa aku merasa menang telah mendapatkannya.

Terlambat, semua sudah menjadi takdir yang tidak mungkin mudah aku menolaknya. Aku terjebak.

Dalam putaran waktu aku bisa melakukan apa-apa, aku sangat mengerti fungsiku, akau sangat mengerti kodratku dan aku sangat mengerti apa yang harus aku lakukan. 

Aku manut.

Tak kuijinkan siapapun memasuki ranahmu, begitupun dengan aku. Aku sadar garis tegasmu mengatakan, bahwa kau adalah sang pemegang kendali.

Aku manut.

Dalam sadar yang sangat penuh aku pun berjanji, aku akan selalu kuat. Karena aku wanita hebat yang kuat dan tegar. Aku bisa.

Sayang, sekuatnya batu tak akan mampu menahan tetesan hujan terus menerus.

Aku terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun