Oh iya, kalau ibunya cerewet kira-kira anaknya akan cerewet tidak ya? Atau kalau misalnya ayah sering berkata kasar, kira-kira anak akan ikut berkata-kata kasar tidak?
Satu lagi, pengalaman menarik yang pernah saya alami. Beruntunglah kita hidup hampir setengah abad. Banyak yang telah kita lihat. Banyak yang telah diamati.
Ceritanya, dahulu ketika belum pindah di tempat tinggal yang sekarang. Saya kebetulan bertetangga dengan keluarga pemarah.
Bila si ayah marah, biasanya terdengar teriakan-teriakan dan umpatan kasar dari mulutnya. Tak hanya itu, si ibu juga ternyata membalas tak kalah sengit. Sahut menyahut seperti burung berkicau bersahut-sahutan.
Demikianlah waktu berjalan. Dan setelah pindah rumah, kebetulan bertetangga dengan sang anak dari keluarga tersebut. Anak laki-lakinya yang kini juga telah berkeluarga. Maklum tinggal di komplek, jadi jarak rumah satu ke rumah lainnya sangat dekat.
Persis si ayah. Anak laki-lakinya ketika marah tak bedanya dengan ayahnya. Beruntungnya kali ini si istri hanya diam tak menyahut seperti ibu mertuanya. Jadi pertengkaran hanya berlangsung singkat. Mungkin tak ada perlawanan, pikir saya.
Yang membuat geli, kok bisa sama persis sih, gaya si anak dengan si bapak saat marah. Berarti si anak telah berhasil meniru ayahnya ketika marah.
Kalau yakin anak akan mengikuti apa yang dilakukan orangtua mereka, maka hati-hatilah dalam berbuat dan bertindak. Anak adalah peniru sejati orangtua mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H