Mohon tunggu...
Chyntia Rievani Nailah
Chyntia Rievani Nailah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Mahasiswa Universitas Andalas 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Himbauan Mahasiswa Unand: Peduli Sampah dengan Pesan Kreatif Melalui Slogan Inspiratif

2 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:01 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Pesan dalam bentuk slogan memiliki kelebihan berupa penyampaian yang singkat, jelas, dan mudah diingat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh slogan inspiratif dalam membentuk perilaku peduli lingkungan mahasiswa. Analisis efektivitas ini mencakup respon mahasiswa terhadap pesan,perubahan sikap yang terjadi,serta peningkatan tindakan nyata dalam mengelola sampah. 

3. Menggali partisipasi aktif mahasiswa dalam pembuatan dan penyebaran slogan sebagai upaya membangun budaya peduli lingkungan di lingkungan kampus 

   Keterlibatan langsung mahasiswa dalam proses pembuatan dan penyebaran slogan merupakan strategi untuk menciptakan rasa kepemilikan terhadap gerakan peduli sampah. Dengan melibatkan mahasiswa melalui kompetisi, diskusi, dan media kampanye, penelitian ini ingin melihat bagaimana kolaborasi kreatif dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di kampus. 

4. Mendorong terciptanya budaya kolektif yang berfokus pada pengelolaan sampah berkelanjutan di Universitas Andalas 

   Budaya peduli lingkungan tidak dapat terwujud secara instan, melainkan membutuhkan upaya kolektif yang konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk memulai langkah awal dalam membangun budaya tersebut dengan menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan melalui pesan-pesan kreatif. Budaya kolektif yang tercipta diharapkan menjadi kebiasaan yang berlanjut bahkan setelah mahasiswa lulus. 

5. Memberikan kontribusi nyata terhadap program nasional "Indonesia Bersih Sampah 2025" melalui pendekatan yang dimulai dari lingkungan kampus 

Program nasional "Indonesia Bersih Sampah 2025" membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan tinggi. Penelitian ini bertujuan menjadikan Universitas Andalas sebagai salah satu pelopor gerakan peduli sampah di lingkungan akademik. Melalui pendekatan berbasis kreativitas dan inovasi, mahasiswa diharapkan mampu mengimplementasikan gerakan ini secara luas, baik di dalam maupun di luar kampus, sehingga memberikan kontribusi nyata bagi tujuan nasional tersebut.

Hasil Penelitian

   Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kampanye pesan kreatif melalui slogan inspiratif terhadap kesadaran dan perubahan perilaku mahasiswa Universitas Andalas (Unand) dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, dapat disimpulkan bahwa kampanye ini berhasil meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan sampah, meskipun masih ada tantangan dalam menciptakan perubahan perilaku yang konsisten. Wawancara dengan 20 mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan slogan dan 30 mahasiswa sebagai audiens utama kampanye menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa merasa lebih peduli terhadap isu sampah setelah terpapar pesan-pesan kreatif dalam bentuk slogan. Slogan seperti "Sampahmu, Tanggung Jawabmu" dan "Bersihkan Dunia, Mulai dari Kampus" terbukti efektif dalam menarik perhatian mahasiswa dan membangkitkan rasa tanggung jawab pribadi terhadap kebersihan lingkungan. Slogan-slogan ini memiliki kekuatan yang besar karena pesan yang langsung dan mudah dipahami, yang sesuai dengan karakteristik audiens mahasiswa yang mengapresiasi kesederhanaan dan kejelasan.

    Namun, meskipun kesadaran mahasiswa meningkat, observasi partisipatif selama dua bulan menunjukkan bahwa perubahan perilaku terkait pengelolaan sampah belum sepenuhnya merata. Sebagian besar mahasiswa yang terlibat aktif dalam kampanye menunjukkan perubahan positif, seperti memisahkan sampah dengan benar, namun sebagian lainnya yang tidak terlibat dalam pembuatan slogan masih menunjukkan kelalaian dalam hal memilah sampah. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa meskipun kesadaran dapat dibangun melalui pesan yang kuat, penguatan fasilitas dan kebijakan di kampus sangat diperlukan untuk mendukung perubahan perilaku yang berkelanjutan. Salah satu hambatan utama yang dihadapi mahasiswa adalah terbatasnya fasilitas tempat sampah yang terpisah di beberapa lokasi strategis di kampus. Tanpa adanya fasilitas yang memadai, perubahan perilaku yang diinginkan menjadi sulit tercapai. Selain itu, analisis terhadap slogan yang digunakan dalam kampanye ini menunjukkan bahwa slogan-slogan tersebut memiliki daya tarik yang tinggi karena kesederhanaan dan daya ingatnya yang kuat. Misalnya, slogan seperti "Bersihkan Dunia, Mulai dari Kampus" mengandung pesan yang tidak hanya relevan dengan masalah sampah, tetapi juga menghubungkan masalah global dengan tindakan lokal yang mudah dilakukan oleh mahasiswa di kampus. Pesan ini membangkitkan rasa tanggung jawab sosial dan memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk memulai perubahan dari lingkungan kampus, yang merupakan bagian dari dunia yang lebih luas. Slogan-slogan ini memberikan dampak positif, karena mereka mengingatkan mahasiswa bahwa menjaga kebersihan kampus adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan secara keseluruhan. Pesan yang menyentuh tanggung jawab individu memiliki pengaruh besar terhadap perubahan perilaku di kalangan mahasiswa. Meskipun demikian, beberapa mahasiswa juga mencatat bahwa meskipun pesan yang disampaikan melalui slogan sudah sangat efektif, implementasi nyata di lapangan masih memerlukan upaya yang lebih besar, baik dari sisi kebijakan kampus maupun ketersediaan fasilitas pendukung yang lebih memadai. Kampanye yang baik membutuhkan dukungan fasilitas yang memadai dan kebijakan yang jelas untuk menjamin keberlanjutannya. 

   Dari hasil wawancara dan observasi, beberapa tema utama dapat diidentifikasi, seperti perubahan sikap mahasiswa terhadap pengelolaan sampah, motivasi untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, serta tantangan dalam mengubah kebiasaan lama. Sebagian besar mahasiswa kini lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah dan lebih memperhatikan kebersihan di sekitar mereka. Namun, meskipun ada peningkatan kesadaran, tantangan terbesar yang dihadapi adalah mengubah kebiasaan lama yang sudah terbentuk, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan atau tidak memilah sampah. Beberapa mahasiswa mengakui bahwa mereka merasa kesulitan untuk membiasakan diri dengan kebiasaan baru tersebut, terutama ketika fasilitas yang ada di kampus terbatas. Seperti yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya, tanpa adanya kebijakan yang mendukung dan fasilitas yang memadai, perubahan perilaku mahasiswa akan sangat terbatas. Sebagai contoh, meskipun beberapa tempat sampah terpisah telah disediakan di beberapa titik, masih banyak mahasiswa yang merasa enggan untuk berjalan lebih jauh untuk membuang sampah sesuai dengan kategori yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang lebih tersebar dan lebih mudah diakses dapat membantu mempercepat perubahan perilaku mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun