Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

14 Perlengkapan Tukang yang Biasa Digunakan dalam Ekskavasi Penelitian Arkeologi

9 Agustus 2021   07:53 Diperbarui: 9 Agustus 2021   14:24 2490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2013

Misalnya, kita menemukan tulang-tulang yang masih tersusun rapi. Bila diangkat maka kita akan kehilangan bentuk aslinya. Lebih baik didokumentasikan dahulu sebaik mungkin sebelum diangkat. Agar terlihat bersih dan rapi diperlukan kuas untuk merapikannya.

14. Cangkul

Sebagai akhir dari kegiatan ekskavasi, cangkul sangat diperlukan. Setelah melakukan ekskavasi, kita wajib menutup kotak galian tersebut dengan tanah gundukan hasil galian. Setelah masing-masing kotak gali diberi label,kotak galian bisa ditimbun kembali.

Biasanya dalam menutup kotak galian diperlukan tenaga lokal yang banyak dan otomatis cangkul yang banyak juga. Sebaiknya kotak galian dikembalikan seperti kondisi semula. Semua tanah gundukan wajib digunakan untuk menimbun kotak galian.

***

Biasanya setelah selesai ekskavasi, beberapa alat-alat tersebut diberikan pada para tenaga lokal sebagai kenang-kenangan. Ember dan cetok adalah perlengkapan favorit yang paling banyak diminta. Tentu tidak semua perlengkapan bisa kita berikan. Ada beberapa alat yang agak sulit didapat seperti petel. Beberapa alat biasanya tetap dibersihkan dan dibawa kembali ke kantor. 

Meskipun perlengkapan ekskavasi tersebut umumnya mudah didapatkan di toko-toko bangunan dan tentunya sebagian besar orang sudah tahu cara menggunakannya, namun tetap dalam melakukan ekskavasi harus dalam pengawasan para Arkeolog. 

Terdapat metode-metode khusus yang harus dilalui agar artefak yang ditemukan tetap bermakna dalam mengungkap identitas, sejarah dan budaya masa lalu. Tetap jaga dan lestarikan budaya nenek moyang kita. Stop penggalian liar. Salam budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun