3. Benang dan Tali Tambang
Perlengkapan tukang lainnya yang harus ada dalam melakukan ekskavasi adalah benang nilon dan tali tambang. Kedua perlengkapan tersebut digunakan sebagai tanda atau pembatas area.Â
Benang nilon biasanya digunakan sebagai pembatas kotak ekskavasi sedangkan tali tambang biasa digunakan sebagai pembatas grid dalam pemetaan situs. Sebaiknya dipilih warna yang terang agar lebih terlihat dari jarak jauh. Hindari menggunakan warna hijau, hitam atau warna-warna alam lainnya.
4. Paku
Paku biasa digunakan bersamaan dengan benang nilon. Paku yang digunakan sebaiknya paku payung, tentu dengan alasan agar mudah terlihat dan tidak gampang hilang. Paku-paku tersebut biasanya ditanam didalam tanah sebagai batas kotak ekskavasi.Â
Biasanya per 25 cm paku-paku payung tersebut ditancapkan sehingga saat penggambaran kita tidak direpotkan lagi dengan ukuran-ukuran. Batas per 25 cm sebenarnya hanya masalah kesepakatan tim saja. Sering digunakan ukuran 25 cm tersebut agar peneliti lebih mudah dalam membuat gambar pada skala di kertas milimeter block.
5. Waterpass
Waterpass sering digunakan dalam ekskavasi karena fungsinya untuk menjaga ketinggian agar kotak yang kita gali tetap lurus. Setelah kotak digali per lot/layer/spit dan sebelum difoto sebaiknya diukur menggunakan alat ini untuk menjaga kerataan tanah.
 6. Petel
Petel atau cangkul mini ini biasa digunakan saat aktivitas menggali dimulai. Biasanya pada spit/layer/lot 1 atau 2 masih menggunakan alat ini. Dengan pertimbangan pada level 1 atau 2 tersebut kondisi tanah masih berupa tanah adukan. Ada pun temuan artefaknya masih dianggap belum mewakili masa atau waktu penemuan situs. Atau bahkan cenderung temuan modern.
Petel juga digunakan lada level 1 atau 2 ini dengan pertimbangan masih banyaknya akar-akar rumput dan tanaman sehingga akan lebih efektif bila menggunakan alat ini. Tentu dilakukan dengan kehati-hatian demi menjaga artefak yang mungkin ditemukan di level tersebut.