Saya pernah iseng-iseng bertanya kepada salah satu keponakan yang duduk di bangku SMP, tentang apakah dia mendapatkan pelajaran Agama Buddha di sekolahnya mengingat kedua ortu-nya, sejauh yang saya ketahui, masih menganggap diri mereka penganut ajaran Buddha. Si bocah baru gede itu menjawab: tidak. Jadi kamu ikut pelajaran agama lain? Dia jawab lagi: tidak, saya tidak ikut pelajaran agama apa pun.
Wah, saya jadi heran.
"Bagaimana saat ujian, karena mata pelajaran agama adalah salah satu mapel yang diujikan, apa kamu tidak ikut ujian?"
"Ikut ujian mapel Agama Buddha", katanya.
"Lho, tidak ikut pelajaran Agama Buddha tapi ikut ujian mapel Agama Buddha. Bagaimana kamu menjawab soal-soal yang diujikan?"
Si keponakan tertawa nyengir. "Pertanyaan pada ujian mapel Agama Buddha dari tahun ke tahun itu-itu saja, kok. Batu gamping, eh, gampaaaang bangeeett..."
"Misalnya kayak apa?"
"Misalnya: di manakah Pangeran Siddhartha lahir?"
"Trus, kamu jawab apa?"
"Di rumah bersalin".
Ngawuurrr.... Rumah kok bisa bersalin?