"Kenalan, yuk? Namaku Ribut, ini yang disampingku Sepi, dan yang kuning langsat rambut cepak itu namanya Jomblo." Si hitam senyum narsis tak mau buang-buang waktu rupanya. Langsung saja dengan PeDe-nya main kenalan-kenalan.
Tiga gadis saling pandang. "Itu...nama beneran apa lucu-lucuan?" Rupanya si Dian Sastro ini semacam pemimpin atau juru bicara untuk mereka semua.
"Beneran, dong, memang itu nama kami kecuali si Jomblo yang cuma nama panggilan saja."
Terdengar suara tawa berderai-derai. Nyaris saja salah satu dari mereka jatuh ke kolam saking hebohnya tertawa.
"Lucu, ya?" But tak terdengar tersinggung, malah ada kesan dia bangga dengan namanya yang aneh.
"Iya, lucu, terutama si Jomblo itu, hahaha..." Si Dian Sastro dkk masih belum puas tertawa. Tapi lalu mereka berhenti juga.
"Aku Gadis, yang disebelahku Gaby dan satunya lagi Grace. Mereka kembar identik, kelihatan, kan?" Gadis, si Dian Sastro, memperkenalkan diri dan teman-temannya.
"Wow! Kalian kembar identik?" But memandang Gaby dan Grace. Epi menjulurkan kepalanya, ingin ikut melihat lebih dekat ke si kembar cantik. Gaby dan Grace mengangguk. "Iya, kami kembar identik."
"Kami juga kembar" Epi tidak mau kalah. But mengangguk, "Benar, tapi kembar 2 telur. Dia mirip Mama kami, aku mirip Papa kami."
"Sungguh?" Grace (atau Gaby?) sangsi.
"Kalau tidak percaya, tanya Jomblo deh," jawab But sambil menunjuk ke Jomblo. Jomblo cengengesan. "Iya, mereka memang kembar 2 telur makanya tidak mirip." Mereka semua tertawa bersama-sama mengingat betapa ajaibnya pertemuan itu.Â