Mohon tunggu...
Chuang Bali
Chuang Bali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

Anggota klub JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia :D ) Pemilik toko daring serba ada Toko Ugahari di Tokopedia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo: Bukan (Kisah) Cinta Biasa #5

27 Juli 2022   17:27 Diperbarui: 27 Juli 2022   17:38 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari ini Jomblo dan si kembar janjian mau berenang di kolam milik sebuah pusat rekreasi yang terletak di daerah pinggiran kota. Panas-panas begini memang paling asyik berenang. Kebetulan pusat rekreasi itu baru membuka 1 buah kolam baru untuk melengkapi kolam-kolam lama yang sudah beroperasi sebelum ini. Jadi, semua "tanda-tanda alam" hanya mengarah pada satu kesimpulan: rugi deh kalau tidak berenang hari ini, hehehehe...

Jomblo sudah memasukkan baju ganti, kacamata  dan celana renang, handuk dan  semua perlengkapan mandi ke dalam tas ranselnya. Tak lupa membawa bekal uang secukupnya untuk membeli tiket masuk dan makanan atau minuman. Siap berangkat ke rumah si kembar, setelah itu bersama-sama pergi ke kolam renang.

Dengan menggendong ranselnya, Jomblo bergegas turun ke lantai bawah, berpamitan pada Mama dan May-may yang sedang asyik di dapur (hm...baunya sedap). Gemboel menyalak sekali, ingin ikut, tapi Jomblo mencegahnya. Bisa kacau kalau Gemboel ikut ke rumah si kembar. Soalnya, di sana ada musuh bebuyutan Gemboel yang bernama si Sinting. 

Dua ekor Canis lupus familiaris dari jenis Labrador itu tak pernah akur dari sejak pertama kali kenal. Satu-satunya hal yang bisa mereka sepakati adalah: sama-sama mengaku tukang makan. 

Bisa jadi dulunya, dalam kehidupan sebelum lahir jadi anjing, mereka pernah lahir sebagai manusia yang saling bermusuhan dan menyimpan dendam berbalas dendam yang berbalas dendam lagi hingga kehidupan sekarang sebagai dua makhluk berkaki empat, suka menggonggong dan bermusuhan.

Si kembar adalah arsitek, punya usaha biro desain sendiri. Mereka bekerja dari rumah dan masih tinggal bersama kedua orangtuanya. Bukan tidak mau mandiri, tapi Om dan Tante Satria memang meminta anak-anaknya untuk tetap tinggal bersama selama masih belum menikah. 

Rumah si kembar tak terlalu jauh, hanya berjarak beberapa rumah ke arah jalan keluar dari perumahan tempat keluarga Ceria tinggal. Jadi Jomblo memutuskan untuk berjalan kaki saja. Tidak berapa lama dia telah tiba di tujuan. Rupanya si kembar juga sudah siap. Mereka sedang memasukkan ransel ke dalam bagasi mobil.

"Hei, sob," sapa si sulung kembar sambil mengacungkan tangan untuk tos. Adiknya hanya melempar senyum saja. "Kita langsung berangkat?"

"Ayo!" Jomblo melempar ranselnya ke dalam mobil, lalu membuka pintu depan di jok penumpang samping sopir. Sepi, biasa dipanggil Epi, duduk di jok belakang. Setelah berpamitan pada Papa dan Mamanya (untuk Ribut dan Sepi) atau Om dan Tante Satria (untuk Jomblo), City Car merah mungil itu lalu melesat pergi menuju jalan raya yang akan mengantarkan mereka ke daerah pinggiran kota.

Ini adalah sebuah ibukota dari pulau yang tersohor akan kecantikan alam dan seni tradisinya yang amat luhur. Tapi pemandangan kota tidak mencerminkan kecantikan dan kemuliaan itu. Spanduk-spanduk slogan kampanye centang perenang, beberapa di antaranya bahkan dipakukan ke pepohonan perindang. 

Sungguh tak berperiketumbuhanan! Dan baliho-baliho besar bergambar wajah pejabat sedang "mupeng" berat minta dipilih amat menyakiti mata siapa pun yang masih memiliki kesadaran akan nilai-nilai keindahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun