Ternyata, aku telah salah menilai hubungan ini…
Aku telah melakukan kesalahan besar di sini…
Pertahananku hancur…
Hatiku sangat terpukul…
Bagiku, ia adalah satu-satunya pria untukku dan aku adalah satu-satunya wanita untuknya, tapi ternyata tidak. Aku salah besar.
Aku menemukan semua jawaban ini dengan sangat jelas beserta dengan bukti-bukti yang ada, sebagai jawaban atas tanda tanya besar yang aku simpan sendiri dalam hubungan kami selama ini. Aku mengetahui semua hal ini dengan sangat jelas melalui bantuan salah seorang teman yang merasa iba dengan keadaanku.
Selama ini aku berusaha mempercayainya, ia pun menunjukkan sikap bahwa ia pantas dipercayai. Namun, ketika seseorang berusaha menyampaikan kebenaran dan tidak sedang menutupi sesuatu, bukankah sang lawan bicara harusnya mendapat ketenangan setelah mendengar jawabannya?
Saat ia sedang menenangkan hatiku agar aku percaya padanya, aku tak pernah mendapatkan ketenangan itu. Hal inilah yang mendorong hatiku untuk terus mencari kebenaran mengenai hubungan kami.
Hal ini sangat menghantui hati dan pikiranku karena aku tidak mendapatkan bukti nyata dari kebenaran yang aku cari. Ia hanya berusaha menenangkan tanpa ada bukti bahwa aku adalah satu-satunya wanita untuknya.
Akhirnya, aku mendapatkan semua jawaban dari pertanyaan yang aku simpan sejak awal pertemuan kami…
Bagian yang paling menyakitkan disini ialah, aku bukan satu-satunya wanita untuknya. Bahkan sebenarnya, aku tidak pantas menyebutkan “wanita satu-satunya”, karena…