Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sudah Siapkah Kita Menyambut dan Mengisi Ramadhan Mubarak?

19 Maret 2022   23:55 Diperbarui: 31 Maret 2022   21:01 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Yang pertama, yang perlu kita introspeksi adalah tentang "ilmu".

Salah satu persiapan yang perlu disiapkan dalam menyambut Ramadhan adalah ilmu, bahwa bulan Ramadhan itu bukan sekadar bulan puasa semata yang untuk menahan lapar, haus dan hawa nafsu, tetapi semua itu ada ilmunya tentang apa yang tidak boleh, apa yang makruh, apa yang sunnah serta banyak ibadah-ibadah "bonus" yang dilipatkan gandakan pahala dan ganjarannya.

Antusiasme umat dalam menjalankan ibadah puasa jika tidak disertai dengan ilmu tentu bisa menjadikan ibadah yang kita jalankan berakhir dengan kesia-siaan sebagaimana telah diingatkan dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath Thobroniy).

Betapa banyak dari kita ketika memasuki bulan Ramadhan ilmu yang kita bawa masih sama dengan apa yang kita ketahui dari tahun kemarin atau bahkan masih sama dengan lima atau sepuluh tahun yang lalu. Cara kita berpuasa, cara kita mengisi hari-hari puasa dari pagi hingga malamnya tidak pernah berubah dari tahun-tahun sebelumnya.

Betapa meruginya kita, betapa bodohnya kita, jika sebulan penuh bersusah payah menjalankan ibadah puasa namun yang diperoleh hanyalah rasa lapar dan haus. 

Sudah selayaknyalah jika keluar dari bulan Ramadhan kita telah mencapai predikat insan yang bertaqwa, yakni orang yang dalam kehidupannya akan senantias istiqomah dalam kebaikan dan istiqomah dalam menghindari berbagai keburukan, yang dengan demikian akan menjadi pribadi-pribadi yang paripurna dalam sikap, tingkah, dan laku yang akan membawa kedamaian bagi seluruh alam dan isinya.

Yang kedua, yang perlu kita introspeksi adalah tentang "ekonomi". 

Kesiapan secara ekonomi dalam bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang sangat penting, namun seringkali kita dapati disalahartikan oleh sebagian dari kita. Betapa banyak dari kita yang mempersiapkan materi lebih untuk kebutuhan pernak-pernik puasa seperti kebutuhan menu buka puasa, menu sahur, dan juga menu lebaran yang biasanya khusus dihidangkan. 

Begitu juga untuk kebutuhan memperindah rumah dengan cat yang baru, dengan perabotan yang baru, serta tak ketinggalan baju baru untuk perayaan hari raya Idul Fitri.

Semua itu sebenarnya tidak salah, jika kepentingan ibadah yang berkaitan dengan kemampuan ekonomi telah terpenuhi, seperti utamanya sedekah. Sudahkah kita memanfaatkan kemuliaan bulan Ramadhan dengan lebih banyak bersedekah daripada memenuhi kebutuhan-kebutuhan non primer kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun