Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AFCON 2022: Cerita Dongeng Sierra Leone Menahan Dua Raksasa Afrika

17 Januari 2022   18:10 Diperbarui: 17 Januari 2022   18:51 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elhaji Kamara merayakan golnya (Charly Triballeau/AFP via Getty Images)

Cerita layaknya dongeng dari Sierra Leone terus berlanjut setelah di partai pertama sukses menahan imbang juara bertahan Aljazair, kini mereka kembali mengukir kejutan dengan menahan imbang tim yang cukup disegani di Afrika, tim sekelas Pantai Gading yang berperingkat FIFA ke-56.

Sierra Leone yang kini berperingkat 108 FIFA sempat dua kali tertinggal dari Franck Kessie cs, namun mereka mampu membalas dan menutup laga dengan skor 2-2.

Secara keseluruhan Pantai Gading yang memang merupakan salah satu tim favorit dari grup E bersama Aljazair, mendominasi jalannya laga. Menit ke-10 mereka sudah mendapatkan hadiah penalti, namun Franck Kessie gagal mengeksekusi penalti. Sepakannya mampu dibaca dan diblok oleh penjaga gawang Sierra Leone Mohammad Kamara yang selalu bermain cemerlang di sepanjang pertandingan.

Barulah di menit ke-25 Sebastien Haller membuka gol Pantai Gading. Tapi tim kecil  berperingkat 108 dunia melawan balik meski terseok-seok mereka mampu menyamakan kedudukan melalui Musa Kamara di menit ke-55. Sebelum kemudian pemain Arsenal Nicolas Pepe mengembalikan keunggulan Pantai Gading melalui golnya di menit ke-65.

Tampaknya pasukan Gajah akan mempertahankan tiga poin mereka, waktu normal telah berakhir, wasit memberikan tambahan waktu 3 menit yang juga sudah berlalu lebih separuhnya, tetapi Sierre Leone tak menyerah, sebuah umpan panjang ke depan jatuh di kepala pemain Pantai Gading yang bermaksud melakukan safety first ke penjaga gawang yang sedikit salah posisi, penjaga gawang Badra Ali Sangar masih memaksa untuk menyelamatkan bola untuk menghindari tendangan penjuru. 

Namun naas bola terlepas dan jatuh ke kaki Caulker yang tidak bisa mengeksekusi dari sudut sempit dan mengoper ke Alhaji Kamara yang sempat sedikit terjatuh namun masih mampu menyodok bola dan Gol!.

Republik Sierra Leone adalah sebuah negara kecil di Afrika Barat, tepatnya di pesisir Samudra Atlantik, berbatasan dengan Guinea di sebelah utara, dengan Liberia di tenggara dan Samudra Atlantik di barat daya. Sierra Leone meraih kemerdekaannya dari Inggris di tahun 1961 dengan damai.

Kemerdekaannya tidak berjalan mulus. Sejarah baru Sierra Leone dipenuhi dengan kudeta, perang saudara, dan kekuasaan diktator. Negara ini jatuh miskin walaupun memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti berlian. Perang saudara berakhir di tahun 2002 dan situasi negara ini mulai berangsur-angsur pulih. 

Namun kemunculan virus Ebola di tahun 2014 memperparah keadaan Sierra Leone. Dengan jumlah penduduk 6.453.000 jiwa, persepakbolaan Sierra Leone cukup berkembang tapi belum termasuk salah satu kekuatan dari benua hitam, mereka masih berada dalam peringkat 108 FIFA.

Tampil di piala Afrika sebagai tim non unggulan, tidak menjadikan mereka berkecil hati. Tim yang dibesut oleh pelatih asal Inggris John Keister ini memberi kejutan di partai pembuka dengan menahan imbang tanpa gol juara bertahan Aljazair, dapat kita betapa meluapnya kegembiraan para pemain Sierra Leone dapat mencuri poin dari Riyad Mahrez cs, seakan mereka telah memenangkan pertempuran besar.

Begitu juga saat kontra Pantai Gading, bagaimana seorang Musa Noah Kamara begitu melankolis sampai meneteskan airmata usai mencetak gol balasan ke gawang Pantai Gading. 

Dan lihatlah ekspresi dari Alhaji Kamara usai membobol gawang Badra Sangare, dengan bertelanjang dada dan ekspresi wajah yang dibuat tegang  menantang, mengingatkan dengan ekspresi pemain Italia Balotelli saat mencetak gol di piala Eropa  2012.  

Juga bagaimana ekspresi dan luapan kegembiraan penjaga gawang Mohamed Kamara yang berhasil menahan tendangan penalti dari pemain sekelas Franck Kessie yang bermain di liga serie A bersama AC Milan, sementara Kamara sendiri hanya bermain di liga lokal Sierra Leone bersama klub East End Lions FC.  

Meski  perjalanan Sierra Leone di pentas AFCON 2022 ini masih jauh dari aman, karena masih ada pertandingan terakhir yang harus mereka lakoni dan menangkan, menghadapi tim Guinea Khatulistiwa yang juga mencatat kejutan dengan berhasil menang atas Aljazair 1-0 di pertandingan kedua.

Namun tentu merupakan sebuah hal yang cukup besar bagi tim sekelas Sierra  Leone dapat menahan imbang dua raksasa sepakbola Afrika, Aljazair peringkat 29 FIFA dan Pantai Gading peringkat 56 FIFA.

Tidak banyak atau bahkan mungkin tidak ada pemain Sierra Leone yang dikenal di Indonesia, sebagian besar dari mereka  masih bermain di liga lokal negaranya di liga-liga kelas dua Eropa, satu yang menarik adalah 6 pemain Sierra Leone bernama belakang Kamara, dan secara kebetulan tiga orang Kamara menjadi bintang saat mereka  menahan seri Pantai Gading.

Penjaga gawang Mohamed Kamara dan Musa Noah Kamara, Yeami Dunia, Ibrahim Sesay, Abu Diaby Dumbuya bermain bersama di klub lokal East End Lions FC. Dua pemain Sierra Leone lainnya juga bermain di liga lokal yakni Saidu Sahid Fofanah di klub Kallon FC, dan Saidu Mansaray di klub Bo Rangers FC.

Pemain kunci Sierra Leone Kei Kamara (37) pernah malang melintang di MLS, sekarang bermain di liga Finlandia bersama HIFK. Kwame Quee bermain di liga Islandia di klub Vkingur Reykjavk, Mustapha Bundu bermain di liga Denmark di klub AGF, Kevin Wright di liga Swedia bersama Orebro SK, Steven Caulker di liga Turki bersama Gaziantep, Umaru Bangura di liga Swiss bersama Neuchtel Xamax, Osman Kakay di liga Inggris bersama QPR, Sullay Kaikai di liga one inggris bersama Wycombe Wanderers, Issa Kallon di liga Belanda bersama SC Cambuur, Augustus Kargbo di liga Italia bersama Crotone.  

Selain di liga kelas dua Eropa beberapa Pemain Sierra Leone juga bermain di liga Asia, tercatat Buya Turay bermain di liga China bersama klub Henan Songshan FC, dan John Kamara yang bermain di liga Azerbaijan di klub Kesla. Ada juga yang bermain di Major League Soccer Amerika  Serikat yakni Augustine Williams bersama LA Galaxy.

Begitulah Sierra Leone yang datang ke African Cup of Nations 2022 tanpa pemain bintang yang bermain di liga dan klub elit, mereka hanya datang bersama semangat juang, bersama kekompakan tim namun mampu membuat tim favorit kesulitan dan bekerja keras.

Penggemar bola tanah air mungkin masih ingat satu nama, Musa Kallon yang pernah memperkuat PSM Makassar, Persikota Tangerang dan Persebaya Surabaya. Musa Kallon mantan  pemain nasional Sierra Leone di periode 1990-1998.

Semangat yang perlu dicontoh dari tim negeri Pegunungan Singa, meski tidak diperhitungkan, pemain yang dianggap "kelas dua", peringkat FIFA yang rendah tapi tidak minder menghadapi tim-tim yang berperingkat jauh lebih bagus dan komposisi tim yang lebih mentereng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun