Dengan bahan dasar gula, tepung beras, telur dan kanji, kue Se'ro-se'ro ini terasa manis lagi gurih.Â
Bentuknya mengingatkan kepada se'ro yang menjadi nama kue ini, se'ro kata dalam bahasa Makassar yang mempunyai arti timba dan timba tradisional Bugis Makassar itu terbuat dari daun nipah bentuknya setengah lingkaran seperti bentuk kue Se'ro-se'ro- ini.
Nah, Se'ro-se'ro ini bagi masyarakat suku Bugis Makassar mengandung makna bahwa pasangan kekasih atau suami istri yang  membina rumah tangga akan mengisi kehidupan berumahtangga mereka dengan saling melayani satu sama lain. Dengan kata lain, mengisi hidup masing-masing dengan pertolongan dan kerjasama (asse'roq atau menimba).
Dalam ceritanya dahulu, pasangan suami istri yang baru menikah harus bergantian saling menimbakan air di sumur. Suami akan menimba air buat istri demikian pula sebaliknya. Sehingga kehadiran kue Se'ro-se'ro bermakna filosofis sebagai simbolisasi agar kedua pasangan saling mengisi dan saling melayani antara keduanya.
Kue Se'ro-se'ro' ini terbuat dari tepung beras, kanji, gula, telur, dan minyak untuk menggoreng.
Bahan- bahan:
1 kg tepung beras ketan putih
4 butir telor ayam kampung/bebek.
100 gram Tepung Kanji
Garam secukupnya
Untuk pemanis
1/2 kg Gula Pasir..
Minyak secukupnya untuk menggoreng.
Cara membuat:
Campurkan tepung beras, tepung kanji dan telur sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan, lalu aduk hingga Kalis.
Setelah adonan kalis, selanjutnya adalah membentuk adonan dengan cara manual atau dengan menggunakan tangan.
Bentuk gulungan yang bergelombang pada kue Se'ro-se'ro', dibentuk dengan menggunakan ibu jari. Proses inilah yang menentukan ketebalan kue Se'ro'-se'ro' ini, karena tebalnya harus pas, tidak tebal dan juga tidak tipis, alias sedang.
Setelah selesai dibentuk, adonan kemudian di goreng hingga matang.
Proses selanjutnya adalah memasak gula pasir yang dicampur dengan sedikit air hingga mendidih dan mengental.
Jika sudah mengental, Se'ro'-se'ro' yang telah digoreng dimasukkan ke dalam rebusan gula hingga tercampur rata.