Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pencundangi Brazil di Maracana, Argentina Hapus Puasa Gelar 28 Tahun

11 Juli 2021   13:09 Diperbarui: 11 Juli 2021   13:14 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya wasit asal Uruguay Esteban Ostojich meniup peluit akhir pertandingan di menit ke-90+5 dan penantian panjang atas kekeringan gelar selama 28 tahun Argentina berakhir sudah. Albiceleste telah menang 1-0 atas Brasil untuk merebut gelar Copa Amrica ke-15 mereka, sang kapten Messi yang akhirnya bisa merasakan dan memberikan gelar juara bersama timnas Argentina terlihat berlutut dan rekan-rekan setimnya di Argentina telah mengepungnya di pinggir lapangan semantara itu sorak-sorakan ejekan dari fans Brazil mengalir deras dari tribun Maracana.

Di sisi lain lapangan, nampak Neymar yang menangis dihibur oleh rekan satu timnya. Mereka terlihat begitu sedih tak mampu menjebol gawang Martinez, meski mendominasi penguasaan bola hingga 60%.

Jalannya Pertandingan

Pertandingan dimulai setelah mengheningkan cipta selama satu menit untuk para korban pandemi Covid-19, kedua kesebelasan tampil dengan kostum utama kebesaran mereka Argentina dengan seragam putih bergaris biru, sementara Brasil dengan kaus kuning dengan celana pendek biru.

Baru 3 menit berlangsung Pemain Brazil Fred langsung mendapatkan kartu kuning menyusul pelanggaran kerasnya terhadap pemain nomor 4 Argentina Gonzalo Montiel.

Di menit ke-14 Otamendi melakukan pelanggaran terhadap Lucas Paqueta, memberikan tuan rumah tendangan bebas dari posisi berbahaya. Namun sayang Brazil tak mampu memaksimalkan peluang ini.

Tensi pertandingan mulai meningkat menit ke-16, Neymar dilanggar oleh Paredes saat menyerang. Pelanggaran taktis yang cenderung keras mulai ditampilkan di atas lapangan.

Brasil terus melakukan inisiatif menyerang dan menghasilkan beberapa peluang, pada menit ke-20 Neymar dijatuhkan tepat di luar kotak penalti, hanya sayangnya peluang tendangan bebas dari jarak yang sangat strategis bagi Brazil ini tidak diberikan oleh wasit, karena terlebih dahulu offside.

Menit ke-22 awal bencana bagi Brazil, dari sebuah serangan balik yang cepat umpan lambung panjang dari Rodrigo De Paul tak bisa diantisipasi oleh Renan Lodi dan mendarat di kaki Angel Di Maria yang lolos dari jebakan offside, dengan sedikit giringan Di Maria mencungkil pelan bola melewati Ederson yang tak berdaya menghadang, bola dengan mulus bersarang ke gawang. La Albiceleste sudah separuh jalan menuju gelar juara.

Menit ke-26 Brazil yang berusaha mengejar ketinggalan kembali melancarkan serangan, sebuah upaya dari Casemiro namun mampu diamankan dengan mudah oleh Emiliano Martinez yang bermain cemerlang.

Menit ke-32 sebuah serangan balik cepat oleh Argentina, Messi yang melakukan percobaan dari luar petak penalti, namun sayang tembakannya masih melebar dari sasaran. Tak lama berselang Brazil melakukan serangan dan mendapatkan tendangan bebas sekutar 28 meter dari gawang Martinez, namun eksekusi Neymar masih membentur pagar betis pemain Argentina.

Di menit ke-37 Di Maria kembali memperoleh peluang menambah gol, menyerang dari sisi kanan Di Maria gagal menguasai bola dengan baik karena mengalami cedera pergelangan kaki di dekat garis gawang. Wasit sejenak menghentikan permainan. 

Pertandingan dilanjutkan dengan 10 pemain Argentina, Di Maria yang mendapatkan perawatan ternyata bisa tetap bermain
Brasil mendapatkan sepak pojok pertama mereka di menit ke-43, tetapi pemain-pemain Argentina masih mampu mengamankan daerah pertahanan mereka.

Ofisial keempat pertandingan Diego Haro dari Peru memberikan isyarat satu menit tambahan waktu. Performa yang luar biasa sejauh ini dari trio Argentina De Paul, Paredes dan Lo Celso, sangat membantu Argentina menyeimbangkan permainan dan menghambat alur serangan gencar Brazil.

Menit ke-45+1, wasit meniup peluit paruh pertama, Argentina telah setengah jalan untuk mengakhiri puasa gelar 28 tahun mereka. Dan jika hasil ini bertahan, itu akan menandai kekalahan pertama Selecao di Copa America di kandang sendiri sejak kekalahan 1-0 dari Paraguay pada 8 Mei 1949.

Babak Kedua

Awal babak kedua Brazil melakukan satu perubahan Roberto Firmino, dimasukkan oleh Tite menggantikan Fred, yang mendapat kartu kuning pada menit ketiga. Tite berusaha lebih memperkuat daya serang Brazil dengan menempatkan Firmino untuk menambah amunisi serang mereka Neymar, Everton dan Richarlison serta Paqueta.

Lima menit laga berlangsung Messi melesat ke kotak penalti dan mengirim umpan ke Di Maria, yang tembakannya diblok. Brazil langsung melakukan serangan balik cepat, namun Lo Celso menghadang laju Neymar dan membuat wasit mengeluarkan kartu kuning untuknya.

Menit ke-54, dari sebuah serangan yang cepat dari sisi kanan, Brazil berhasil mencetak gol penyeimbang, namun sayang hasil tinjauan VAR menganulir gol Richarlison tersebut karena telah terlebih dahulu terperangkap offside.
Argentina cepat mengantisipasi, Scaloni kemudian melakukan pergantian pemain, ia memasukkan Guido Rodriguez untuk menggantikan Paredes.

Menit ke-55 Richarlison nyaris mencetak gol lagi, kali ini dari posisi yang onside, namun sekali lagi Emiliano Martinez bermain cemerlang menutup ruang tembak Richarlison, tembakan Richarlison yang keras dan tepat sasaran dapat ditepis oleh Emiliano Martinez dan hanya menghasilkan tendangan penjuru.

Tak lama berselang sebuah peluang berbahaya dari Brasil, Neymar yang melakukan penetrasi di kotak penalti Argentina jatuh tersungkur, publik tuan rumah yang berharap penalti harus kecewa, karena wasit memutuskan sebelumnya telah terjadi offside. Pertandingan di dalam dan di luar lapangan semakin panas. Dari informasi bahwa pertandingan hanya bisa disaksikan 8000 penonton namun tampaknya lebih dari itu.

Menit ke-63: Scaloni kembali melakukan pergantian pemain Nicolas Tagliafico yang biasanya bermain di sektor pertahanan dimasukkan menggantikan Giovani Lo Celso, nampaknya Scaloni berusaha mempertahankan keunggulan 1-0 dengan menambah pemain bertahannya. Sementara itu di saat yang sama Brazil memasukkan penyerang Real Madrid, Vinicius Junior untuk menambah lagi daya serang mereka menggantikan Everton yang tak berkembang menghadapi Otamendi dan Cristian Romero di lini belakang Argentina.

Brazil mendapatkan tendangan bebas di menit ke-69 tapi mereka gagal memaksimalkan peluang itu. Rodrigo De Paul mendapatkan kartu kuning dari wasit setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Neymar yang berusaha masuk menyerang.

Menit ke-71, Lucas Paqueta yang berlari mendapatkan umpan terobosan namun sayang peluang untuk menyamakan kedudukan itu hilang karena tembakan yang dilepaskannya masih melebar.

Selepas itu, Lucas Paqueta mendapatkan kartu kuning karena tekelnya yang terlambat. Semakin mendekati akhir pertandingan tekanan untuk menang semakin dirasakan oleh pasukan Tite, permainan menjurus keras dan panas mulai ditunjukkan di lapangan yang memperlihatkan rasa frustrasi menghadapi ketatnya pertahanan yang dibangun oleh Otamendi dan kawan-kawan.

Ketegangan di lapangan terus meningkat seiring semakin dekatnya akhir laga. Menit ke-77, Brazil kembali melakukan pergantian pemain,  kali ini Tite langsung melakukan 2 pergantian, Emerson masuk menggantikan Renan Lodi sementara Gabriel Barbosa dimasukkan untuk menggantikan Lucas Pacqueta.

Sementara itu Argentina yang terus mendapatkan serangan gencar dan bertubi-tubi membuat Scaloni harus menyegarkan pemainnya yang mulai kelihatan keteteran. Di menit ke-79, Argentina langsung melakukan tiga pergantian pemain sekaligus German Pezzella menggantikan Cristian Romero, Exequiel Palacios menggantikan pencetak gol Angel Di Maria; dan Nicolas Gonzalez masuk menggantikan Lautaro Martinez.

Wasit Esteban Ostojich kembali mengeluarkan kartu kuning untuk Argentina menyusul pelanggaran keras yang dilakukan oleh Otamendi yang melakukan tekel ganas terhadap Neymar di lini tengah. Para pemain kedua tim saling bersitegang, tetapi gejolak itu bisa ditenangkan dan permainan dilanjutkan. Tensi tinggi permainan semakin terasa mendekati akhir pertandingan.
Brasil mendapatkan sepak pojok di menit ke-84, namun Danilo gagal memaksimalkan bola yang dilayangkan Neymar, bola masih jauh di atas mistar gawang.

Tiga menit berselang Vinicius Junior dilanggar dan menghasilkan tendangan bebas untuk Brasil dari sisi area yang berbahaya. Neymar yang mengeksekusi melesakkan bola namun berhasil diblok, dan rebound dari Gabigol kembali mampu diselamatkan oleh Emiliano Martinez.

Di menit ke-89 Messi menyia-nyiakan peluang emasnya untuk mencetak gol lelimanya di turnamen ini, dari sebuah serangan balik Messi yang menerima sodoran De Paul tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Ederson, namun gol tidak tercipta karena Messi sedikit tersandung dan bola dikuasai penjaga gawang. Lionel Messi, masih tanpa gol di final kelimanya dan turnamen besar ke-10 yang dilakoninya.

Wasit keempat dari pinggir lapangan memberi isyarat untuk lima menit waktu tambahan. Brazil sudah tampak putus asa, mendekati akhir laga, Firmino melakukan hand ball sekitar 33 meter dari gawang Brasil. Tampak Emiliano Martinez memanfaatkan keadaan untuk mengulur-ulur waktu. Sebuah peluang dari Argentina mampu dipatahkan oleh Ederson, namun semua itu tak berarti banyak karena beberapa saat kemudian wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Tuntas sudah penantian panjang tim Tango Argentina, trofi sudah digenggam dan heroiknya itu diraih setelah mengalahkan musuh bebuyutan tim Samba Brazil dan terjadi di stadion Maracana, stadion legendaris milik Brazil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun