Sampai akhirnya, ia mendengar kabar dari seorang teman bahwa Sarah telah pindah ke kota lain, memulai hidup baru.
Bayu tahu dia harus menemui Sarah. Bukan untuk memohon kembali, tapi untuk meminta maaf. Permintaan maaf yang tulus, bukan sekadar janji kosong seperti sebelumnya.
Bayu akhirnya menemukan alamat Sarah. Dengan tangan gemetar, ia mengetuk pintu apartemen kecil itu. Pintu terbuka, dan di sana berdiri Sarah, terlihat berbeda namun tetap cantik seperti yang ia ingat.
"Mas?" suara Sarah terdengar kaget.
"Hai, Sarah," jawab Bayu dengan suara bergetar. "Boleh aku masuk?"
Sarah ragu sejenak, tapi akhirnya membiarkannya masuk.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Sarah setelah mereka duduk di ruang tamu yang sederhana namun hangat.
Bayu menarik napas dalam. "Aku tidak datang untuk memintamu kembali. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang seharusnya aku katakan sejak lama."
Sarah menatapnya, menunggu.
"Aku minta maaf, Sarah. Aku tahu kata-kata ini mungkin sudah terlambat, tapi aku benar-benar menyesal. Aku menyesal karena telah menyia-nyiakanmu, menyia-nyiakan cinta dan kesabaranmu."
Sarah terdiam sejenak. "Aku sudah memaafkanmu, Mas. Aku memaafkanmu untuk semua kesalahanmu. Tapi maaf saja tidak cukup untuk memperbaiki semuanya."