Ku Tinggalkan Luka Batin kepada Senja, melepaskan beban yang ku rasakan sebelum malam tiba
Mencoba Tersenyum dan tertawa, mencoba melupakan luka yang tlah ku rasakan
Ku Merenung sambil menanti datangnya malam, seakan-akan memberikan Luka kepada Sang Malam
Namun Luka tak pernah pergi, hingga aku Tertidur
Di saat Aku terbangun dari tidurku, keluar dan menatap ke langit
Melihat Sang Fajar Telah Datang, seakan memberi isyarat
Isyarat Tentang Kabar baik, kabar Indah sebelum datangnya Pagi
Terus Ku Tatap Sang Fajar, Sembari menghirup Udara Segar
Berharap akan datangnya Kebahagiaan, namun luka yang selalu ku rasakan
Berusaha menghapus luka di saat senja, namun teringat kembali di saat datangnya Fajar
Fajar tak lama lagi pagi pun tiba, seakan-akan memberi ku kekuatan untuk terus melangkah
Melangkah ke arah yang lebih jauh, tanpa tujuan yang pasti ke mana harus aku melangkah?
Dalam Hati Ku selalu bertanya, Kepada Sang Ilahi Pemilik Hidup
Akankah Perjalanan Ku Masih Jauh ? Kapankah Aku Dapat Berhenti ?
Berhenti berjalan menyusuri Bumi, Seakan Ingin Melepaskan Luka...
Luka Yang begitu sulit ku sembuhkan, luka batin yang telah lama ku simpan
Adakah Tempat Bagi Ku Untuk Mengadu?
Menyampaikan Cerita, Tentang Masa Lalu Ku?
Tentang Mimpi Yang Tak Bisa Ku Gapai
Tentang kasih yang terbagi dua
Sang Fajar, Sudahkah Kau sampaikan kepada Pagi
Tentang Luka Yang Terpendam, Tentang Lelah Yang Ku Rasakan
Tentang Beban Yang Ingin Ku Lepaskan, Lepaskan dari Ingatan
Sampai Datangnya Sang Pagi mengajak ku melangkah
Melangkah Maju Tanpa Berhenti, Menyusuri Hidup Sampai Akhirnya
Sampai Sang Ilahi Mengambil Kembali Hidup Ku
Agar Hati Ku yang terluka bisa berdamai dengan sang takdir
Dan Kembali Tanpa Luka, Kepada Dia Sang Pemilik Hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H