Mohon tunggu...
Christovel Tarussy
Christovel Tarussy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis Perjalanan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengaduh kepada Senja, Fajar, dan Sang Ilahi

11 November 2023   03:44 Diperbarui: 11 November 2023   03:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku Tinggalkan Luka Batin kepada Senja, melepaskan beban yang ku rasakan sebelum malam tiba

Mencoba Tersenyum dan tertawa, mencoba melupakan luka yang tlah ku rasakan

Ku Merenung sambil menanti datangnya malam, seakan-akan memberikan Luka kepada Sang Malam

Namun Luka tak pernah pergi, hingga aku Tertidur

Di saat Aku terbangun dari tidurku, keluar dan menatap ke langit

Melihat Sang Fajar Telah Datang, seakan memberi isyarat

Isyarat Tentang Kabar baik, kabar Indah sebelum datangnya Pagi

Terus Ku Tatap Sang Fajar, Sembari menghirup Udara Segar

Berharap akan datangnya Kebahagiaan, namun luka yang selalu ku rasakan

Berusaha menghapus luka di saat senja, namun teringat kembali di saat datangnya Fajar

Fajar tak lama lagi pagi pun tiba, seakan-akan memberi ku kekuatan untuk terus melangkah

Melangkah ke arah yang lebih jauh, tanpa tujuan yang pasti ke mana harus aku melangkah?

Dalam Hati Ku selalu bertanya, Kepada Sang Ilahi Pemilik Hidup

Akankah Perjalanan Ku Masih Jauh ? Kapankah Aku Dapat Berhenti ?

Berhenti berjalan menyusuri Bumi, Seakan Ingin Melepaskan Luka...

Luka Yang begitu sulit ku sembuhkan, luka batin yang telah lama ku simpan

Adakah Tempat Bagi Ku Untuk Mengadu?

Menyampaikan Cerita, Tentang Masa Lalu Ku?

Tentang Mimpi Yang Tak Bisa Ku Gapai

Tentang kasih yang terbagi dua

Sang Fajar, Sudahkah Kau sampaikan kepada Pagi

Tentang Luka Yang Terpendam, Tentang Lelah Yang Ku Rasakan

Tentang Beban Yang Ingin Ku Lepaskan, Lepaskan dari Ingatan

Sampai Datangnya Sang Pagi mengajak ku melangkah

Melangkah Maju Tanpa Berhenti, Menyusuri Hidup Sampai Akhirnya

Sampai Sang Ilahi Mengambil Kembali Hidup Ku

Agar Hati Ku yang terluka bisa berdamai dengan sang takdir

Dan Kembali Tanpa Luka, Kepada Dia Sang Pemilik Hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun