Bermimpi Sejak Awal, merancang Cita-cita sejak mulanya
Hayalan selalu membayangi dalam pikiran, jadi apakah aku kelak?
Hidup Adalah Pilihan, Tepat Memilih Pastilah Jaya
Mengambil Keputusan tidaklah mudah, salah memutuskan Hancurlah sudah
Aku Melepaskan segala Mimpi yang sudah ku impikan
Mengiklaskan Masa Depan Harus Dihancurkan oleh perbedaan
Dia Orang Di Sayangi, Di Cintai, Selalu Di Sayangi
Apapun Keinginannya, selalu di Berikan dengan senang hati
Aku sering merasa tak ada keadilan antara aku dan dia
Apapun yang diberikan hari ini, selalu dikembalikan
Apapun masalahnya, yang diberikan selalu di kembalikan
Inikah di Namakan kehidupan?
Dalam Hati Ku Berpikir, aku hanyalah anak Buangan
Yang Tak Pantas Mendapatkan Yang Terbaik
Yang Tak Pantas Mendapatkan Keadilan
Yang Lebih Pantas, Hanyalah Dia Yang Paling Disayangi
Kini dengan hati terluka, dan aku harus memilih
Mengambil jalan hidup ku seorang diri
Walaupun banyak teman yang selalu memberi dukungan
Tetapi sakit hati ku telah menutupi Segalanya
Aku Pergi dari Jalan Ku, menuju pada kehampaan
Tak ada kepastian Hidup, tersiksa pun sudah menjadi pilihan
Hati Tlah Membeku, Mengarah pada Ketidak Pastian Hidup
Mencoba Mundur, Namun sudah memilih harus melangkah
Kini aku mengalah, memilih menyerah demi dia yang mereka sayangi
Mengiklaskan Mimpi Ku Sirna, Dalam Sekejap Mata
Membiarkan Diri Ku Hancur dala Kehampaan
Membiarkan Diri Ku Hilang Tanpa Arah
Melangkahkan kaki ku pada jalan pilihan
Jalan Yang Menurutku Itulah Yang Terbaik
Terbaik Menurut Takdir Dari Sang Ilahi
Dan Berharap Hanya Dia-Lah Sang Ilahi Yang Bawa Aku Kembali Dari Kehampaan Hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H