"Kamu cemburu denganku? Kamu naksir Elang?" Aku menutup kedua mulut dengan telapak tangan, pura-pura terkejut.
"Kamu gay? Sungguh tak kusangka," lanjutku dengan gerakan mendramatisir yang lebay.
"Jangan kebanyakan baca Trapped by Love nya Chriztpie. Otakmu jadi aneh gini. Nggak semua cowok ganteng itu gay. Kalau aku jelas masih normal." Elang mengetok dahiku dengan sendok yang masih bersih.
"Kok kamu tau aku suka baca TBL?" Aku memutar tubuh menghadap Elang. Jantungku berdebar, berharap kalau dia memang seperhatian itu denganku. Ini tanda-tanda kalau dia suka sama aku kan.Â
"Fahmi yang cerita." Elang menggerakkan dagu menunjuk Fahmi.
Mataku dengan cepat beralih memandang Fahmi. Fahmi garuk-garuk kepala sambil senyum-senyum nggak jelas.
"Aku sering lihat kamu share adegan di TBL. Iseng-iseng ikut baca biar ada bahan obrolan sama kamu."
Aku kecewa sodara-sodara. Kirain Elang beneran seniat itu buat deketin aku sampai cari info sana sini. Ternyata aku yang kegeeran.
"Lang, kamu kok makan di sini sih? Aku nyariin kamu ke kantin." Jesi menarik salah satu kursi dan bergabung di meja kami. Dia duduk mepet Elang.
"Memangnya kenapa kalau makan di sini?"
"Kan nggak higienis," ucap Jesi sambil matanya melirik ke sana kemari nyari memastikan meja bersih.