Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Suatu Pagi yang Menggelitik di Warung Pop Mie

7 Desember 2018   16:10 Diperbarui: 9 Maret 2019   07:11 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rin menyambut uluran tangan Owly. Belum juga sepenuhnya berdiri, Owly tiba-tiba melepaskan pegangan tangan Rin hingga cewek itu kembali jatuh terduduk hingga meringis kesakitan.

"Bang Ow ini kenapa? Rin kan cuma mau duduk," protes Rin sambil berdiri membersihkan debu yang menempel di celana.

"Si syantix Embers mau datang. Nanti kalau dia cemburu kan bisa panjang urusannya."

"Halah,tinggal bilang kalau bantuin adik cantik Rin," tungkas Rin.

"Itu namanya menambahkan bara ke dalam api yang sedang dipakai buat bakar jagung."

"Enak dong, jagungnya cepat matang." Rin terkekeh mendengar peribahasa asal Owlysium.

Bhara menepuk kursi di sebelahnya. "Duduk sini saja, Rin."

Rin melirik lagi kursi kosong yang diincarnya, selamat tinggal kursi kesayangan. Rin menghembuskan napas panjang, sebenarnya malas kalau dekat-dekat Bhara tapi gimana lagi ini demi keselamatan jiwanya. Mbak Embers kalau ngamuk bisa makan beling, Rin kan jadi ngilu dengar suara beling yang baru dikunyah.

"Gimana ceritanya? Belum selesai mendongeng kok sudah sampai sini?" kejar Bhara, masih penasaran.

"Anak-anak sudah tidur semua. Jadinya langsung digendong emak masing-masing pulang ke rumah." Rin menekuk muka.

"Nih pop mie-nya. Biar makin semangat yang ngobrol." Iwan Gendut menghidangkan pop mie untuk Rin dan Bhara lalu duduk diam di depan mereka. Kali saja ada gosip hot yang bisa disebar ke seantero penjuru negeri Somplak. Raja gosip tidak boleh ketinggalan berita.

"Bhar, aku mau tanya dong." Rin mencondongkan badan mendekati Bhara agar pakde Iwan Gendut tidak bisa mencuri dengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun