"Bhara nggak godain, cuma sekedar menyapa," ujar Bhara.
"Lebih baik mulutmu dipakai buat ngunyah pop mie dari pada buat ngrayu Rin," lanjut Iwan Gendut.
"Beres, Pakde. Biar nanti Owly yang bayar," ujar Bhara dengan santainya.
Owly menyemburkan mie yang baru masuk ke mulut hingga mie-mie itu bertengger di muka Iwan Gendut. "Semprul, datang-datang minta traktir. Nggak ikhlas!"
"Kamu juga semprul. Kamu kira muka pakde ini tempat sampah? Seenaknya saja nyembur mie, nyembur duit kek sekali-kali," omel Iwan Gendut.
"Maaf, maaf, Pakde." Owly mengambil tisu lalu mengelap muka Iwan.
"Pakde, Rin mau pop mie bakso satu dong."
"Lho, sudah selesai yang mendongeng?" tanya Bhara dengan kaget. Belum juga dia mendapatkan pop mie, eh si Rin sudah nyusul di mari.
"Belum lah." Rin menarik kursi, hendak duduk di samping Owly.
"Hush...! Hush...! Jauh-jauh, Rin!" usir Owly. Dia dengan tega mendorong Rin keras-keras hingga terjengkang.
Owly terkejut melihat Rin yang tergeletak di tanah. "Maaf, maaf, Rin." Owly mengulurkan tangan hendak membantu Rin berdiri.