Rin menyambut uluran tangan Owly. Belum juga sepenuhnya berdiri, Owly tiba-tiba melepaskan pegangan tangan Rin hingga cewek itu kembali jatuh terduduk hingga meringis kesakitan.
"Bang Ow ini kenapa? Rin kan cuma mau duduk," protes Rin sambil berdiri membersihkan debu yang menempel di celana.
"Si syantix Embers mau datang. Nanti kalau dia cemburu kan bisa panjang urusannya."
"Halah,tinggal bilang kalau bantuin adik cantik Rin," tungkas Rin.
"Itu namanya menambahkan bara ke dalam api yang sedang dipakai buat bakar jagung."
"Enak dong, jagungnya cepat matang." Rin terkekeh mendengar peribahasa asal Owlysium.
Bhara menepuk kursi di sebelahnya. "Duduk sini saja, Rin."
Rin melirik lagi kursi kosong yang diincarnya, selamat tinggal kursi kesayangan. Rin menghembuskan napas panjang, sebenarnya malas kalau dekat-dekat Bhara tapi gimana lagi ini demi keselamatan jiwanya. Mbak Embers kalau ngamuk bisa makan beling, Rin kan jadi ngilu dengar suara beling yang baru dikunyah.
"Gimana ceritanya? Belum selesai mendongeng kok sudah sampai sini?" kejar Bhara, masih penasaran.
"Anak-anak sudah tidur semua. Jadinya langsung digendong emak masing-masing pulang ke rumah." Rin menekuk muka.
"Nih pop mie-nya. Biar makin semangat yang ngobrol." Iwan Gendut menghidangkan pop mie untuk Rin dan Bhara lalu duduk diam di depan mereka. Kali saja ada gosip hot yang bisa disebar ke seantero penjuru negeri Somplak. Raja gosip tidak boleh ketinggalan berita.