Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Eksistensi Kader PKK di Setiap Era

22 Oktober 2023   22:58 Diperbarui: 23 Oktober 2023   14:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu PKK (Sumber: ANTARA FOTO/SISWOWIDODO) 

Setiap generasi memiliki eranya sendiri dan setiap era memiliki kelemahan, kekuatan, peluang serta tantangannya masing-masing. Tak perlu lagi mempertentangkan antara masa lampau dengan masa kini.

Lebih elok menggunakan waktu untuk belajar dari masing-masing generasi, memperbaiki kelemahan, mempertahankan kekuatan dan mencoba berusaha mengambil peluang/kesempatan yang ada. Karena kerja sama dan gotong royong dari lintas generasi merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai cita-cita luhur bersama yakni masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh.

Zaman memang akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang juga semakin pesat. Tatanan kehidupan, sistem nilai dan sistem pemerintahan pun juga akan turut berubah.

Maka, pola pikir yang adaptif dan sikap mental yang kuat sangat diperlukan untuk bekal setiap generasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan zaman.

PKK yang hadir dari masa lampau tentu dapat menjadi salah satu alternatif menjadi sebuah wadah dari sekian banyak wadah yang ditawarkan zaman, bagi generasi masa kini untuk mengembangkan diri sekaligus dapat berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat.

10 Program Pokok PKK menawarkan fondasi ideal untuk membangun keluarga sejahtera, menata rumah tangga dengan rapi dan indah serta mendidik putra-putri generasi bangsa agar memiliki kepribadian sesuai dengan bangsanya, bermental kuat, terampil dan juga sehat, menuju makmur pangan dan juga sandang dengan tetap bergotong royong menjaga lingkungan sekitarnya.

Apa Itu PKK? Ini Sejarah Singkatnya...

Menyimak dari laman Wikipedia, PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) adalah gerakan pembangunan masyarakat yang bermula dari seminar Home Economic di Bogor pada tahun 1957.

Sebagai tindak lanjut dari seminar tersebut, pada tahun 1961 panitia penyusunan tata susunan pelajaran pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kementerian Pendidikan dan kementerian-kementerian lainnya, menyusun 10 segi kehidupan keluarga.

Gerakan PKK dimasyarakatkan berawal dari kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada tahun 1967 (Ibu Isriati Moenadi) setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar, dengan mendirikan Tim Penggerak PKK di semua tingkatan untuk mengatasi persoalan tersebut, yang keanggotaan timnya terdiri dari relawan, tokoh masyarakat, para istri kepala dinas/jawatan dan istri kepala daerah sampai tingkat desa dan kelurahan yang kegiatannya didukung dengan APBD.

PKK mengalami 3 perubahan nama, dimulai dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga hingga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

Diawali dengan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang dimasyarakatkan di Jawa Tengah, PKK pun kemudian berganti menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga pada tanggal 27 Desember 1972 dengan mulai diterapkannya secara serentak ke semua provinsi di seluruh Nusantara.

Setelah Reformasi 1998, PKK Pusat pun segera melakukan penyesuaian-penyesuaian dan disepakati dalam Rakernaslub PKK pada 31 Oktober-02 November 2000, yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman umum gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Dan perubahan nama PKK pun kembali terjadi dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga hingga sekarang.

Dari 3 perubahan nama yang mewakili masing-masing era, pada hakikatnya kebutuhan dasar manusia tetap terangkum dalam 10 Program Pokok PKK, yakni: Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, Gotong Royong, Pangan, Sandang, Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga, Pendidikan dan Keterampilan, Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, Kelestarian Lingkungan Hidup, dan Perencanaan Sehat.

Mars PKK yang Menginspirasi Anak-anak Desa

Sebuah komposisi nada yang memiliki karakteristik kuat, ritme yang energik serta dapat menggugah semangat pun hadir mengiringi berdirinya PKK.

Kisah ini berasal dari para kader PKK di lereng Gunung Kawi (Jawa Timur), yang begitu antusias belajar menyanyikan sebuah lagu mars dengan lirik indah, yang mencerminkan identitas, semangat dan nilai-nilai dari entitas yang diwakilinya, yakni PKK.

Listrik belum menyala ketika itu. Tetapi, eksistensi Kader PKK sudah mulai tumbuh dan berkembang. Desa itu bernama Desa Ngadirejo, berada di Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, yang pada tahun 1970-an kegiatan PKK telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Perlahan namun pasti pembangunan di berbagai bidang tampak begitu nyata, mulai dari pendidikan (memberantas buta huruf) dengan membuka Kejar Paket A, peningkatan kualitas kesehatan (Posyandu dan Dasawisma), peningkatan ekonomi dengan mendirikan koperasi simpan pinjam, meningkatkan sarana dan juga prasarana hingga listrik pun akhirnya masuk desa pada tahun 1987.

Lagu Mars PKK karya Bapak Soemanto memang bercerita banyak tentang 10 segi kehidupan keluarga yang menjadi program dari gerakan PKK. Di masa kini, mempelajari Mars PKK dapat dengan mudah diakses dari kanal YouTube. Tak hanya kaum perempuan, Mars PKK bapak-bapak juga telah banyak menghiasi kanal ini.

Menengok ke masa tahun 1980-an, tentu sangat berbeda cara yang dilakukan oleh para kader PKK dalam mempelajari Mars PKK, yakni dengan belajar membaca dan mempelajari not angka yang dipimpin oleh seorang dirigen di depan.

Mungkin tak ada yang menyadari bahwa kegiatan tersebut telah menghipnotis anak-anak desa yang menonton di pinggir pendopo Kantor Desa, yang begitu mengagumi gurunya menjadi dirigen saat itu.

Mereka adalah anak-anak para kader PKK yang turut bergembira ketika menyaksikan ibu-ibu mereka menjadi pintar menyanyi dan bisa membaca not angka.

Dan penulis adalah salah seorang dari anak-anak desa tersebut, yang ketika itu sempat merasa ditinggalkan ibunya karena begitu banyak kegiatan PKK yang diikuti, terlebih ketika ibunya mengikuti pembinaan dari instansi dinas terkait dengan waktu yang berturut-turut.

Ya, Mars PKK pada waktu itu tak hanya populer di kalangan ibu-ibu, anak-anak desa itu pun juga ikut riang bernyanyi dan bermain membayangkan menjadi Tim Kader PKK yang sedang ikut perlombaan menyanyikan lagu Mars PKK.

Lagu dengan lirik indah tentang idealnya sebuah tata laksana di dalam rumah tangga pun dengan mudah dihafal oleh anak-anak. Sebuah kaderisasi yang tidak disadari para kader PKK ketika itu.

Illustration by Anak Papa
Illustration by Anak Papa

Kelak, anak-anak desa tersebut sebagian mungkin tidak tergabung menjadi kader PKK, tetapi 10 Pokok Program PKK yang tertuang dalam bentuk lagu Mars PKK yang sering dinyanyikan oleh mereka, bisa jadi dapat menginspirasi dan menjadi fondasi untuk menapak ke era berikutnya.

Para Kader PKK yang Mumpuni dan Tahan Banting

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kader adalah seseorang yang diharapkan memegang peranan penting dalam suatu kelompok.

Dengan mendapat pembinaan dari dinas instansi terkait, para kader PKK di desa ini pun akhirnya memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi keluarganya dan juga masyarakat.

Banyak pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh para kader, seperti pengetahuan tentang kesehatan, pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi, cara menimbang bayi yang benar dan bagaimana menjelaskan grafik tumbuh kembang anak di Posyandu, termasuk PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Keterampilan membuat pola baju dan menjahit, memasak dan membuat kue, menyanggul rambut dan mengenakan jarik secara mandiri pun juga didapatkan para kader secara gratis.

Dengan para kader yang tersebar secara merata, pelaksanaan program PKK di desa ini pun dapat berjalan dengan lancar, bahkan ada seorang kader PKK yang kebetulan beragama non-muslim, secara berkala datang ke pengajian-pengajian untuk memberikan penyuluhan tentang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang merupakan salah satu dari 10 program pokok PKK.

Semangat para kader desa ini memang begitu membara ketika itu. Dengan 5 dusun yang memiliki area luas, posyandu dapat terselenggara rutin setiap bulannya, meskipun untuk mencapai salah satu dusun terpencilnya (Dusun Karang Tengah) harus ditempuh dengan menggunakan perahu getek.

Saat itu Dasawisma di bawah binaan PKK pun juga sudah mulai berjalan di desa ini, sehingga memudahkan pendataan ibu hamil, ibu menyusui, balita, warga yang sakit, warga lansia dan juga anak putus sekolah atau warga yang buta huruf.

Dasawisma adalah kelompok yang terdiri dari ibu-ibu 10-20 KK yang berdekatan dan ketuanya dipilih oleh anggota kelompok tersebut.

Pada saat poliklinik desa ini akhirnya didirikan pada era 1990-an, para kader PKK pun menjadi jembatan komunikasi yang baik antara bidan desa dengan para dukun bayi demi terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak (bayi).

Di Poliklinik Desa, sudah dipraktikkan juga pelayanan gratis untuk para kader dan masyarakat tidak mampu, jauh sebelum maraknya kartu sehat di masa sekarang. Gotong royong dengan subsidi silang antara si kaya dan si miskin yang terjadi di desa ini benar-benar menunjukkan keberhasilan dari para kader era itu dalam membangun kesadaran bahwa kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab bersama.

Tak dapat diingkari lagi, ketika penulis tergabung dalam Pramuka Satuan Karya Kencana Kabupaten Malang di bawah naungan BKKBN Kabupaten Malang tatkala duduk di bangku SMA, penulis pun akhirnya bisa memahami arti merintis sebuah pembangunan melalui PKK yang membutuhkan energi besar serta dukungan dari berbagai pihak.

Berbagai program untuk kesejahteraan rakyat benar-benar menjadi perhatian besar di Kabupaten Malang ketika itu, tak hanya mengembangkan koperasi, pinjaman tanpa bunga kepada pelaku usaha kecil pun juga diberikan dengan mudah tanpa jaminan oleh BKKBN Kabupaten Malang melalui Tim Penggerak PKK. Demikian pula dengan program plesterisasi bagi rumah yang masih berlantai tanah pun juga mendapatkan perhatian serius.

Akhirnya penulis dapat bertemu dan berinteraksi langsung dengan orang-orang dari kedinasan yang pernah membina para kader PKK di masa 1980-an, yang pernah diceritakan oleh ibu penulis, yang pada dekade berikutnya tepatnya pada era 1990-an, penulis sendiri pun akhirnya turut serta menjalankan program-program pembangunan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat melalui kegiatan pramuka di Satuan Karya Kencana Kabupaten Malang.

Dengan banyaknya pembinaan yang dilakukan untuk para kader, maka sejak tahun 1972 hingga tahun 1990-an, PKK benar-benar sesuai dengan nama yang disandangnya pada era itu, yakni Pembinaan Keluarga Berencana.

Pentingnya Pendidikan dan Pengetahuan untuk Menghadapi Tantangan di Setiap Era

Para kader di era 1980-an mungkin lebih mudah memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi dan dilanjutkan hingga minimal usia 2 tahun karena promosi produk susu formula untuk bayi tidak sesemarak sekarang.

Dan tentu saja dimudahkan dengan pekerjaan para ibu pada era itu yang selain mengurus rumah tangga sebagian besar membantu suami mengolah lahan pertanian atau menjadi buruh tani. Hal ini menjadi berbeda ketika berada di era industri seperti sekarang.

Menghadapi kasus stunting yang sedang berlangsung di era sekarang, para kader tentunya perlu meningkatkan pendidikan dan pengetahuan tentang hal tersebut.

Meski tidak mudah, penyuluhan kepada para ibu bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan yang diteruskan dengan menyusui sampai minimal 2 tahun serta pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi adalah pencegahan kasus stunting yang paling efektif dilakukan.

Dengan pengetahuan yang cukup diharapkan tidak ada lagi penghakiman tentang status stunting hanya karena tinggi anak tidak sesuai kurva pertumbuhan, tanpa memerhatikan faktor genetika bawaan anak. Hal ini tentu perlu disosialisasikan atau dikampanyekan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah semakin canggih.

Setiap era memang memiliki kemudahan dan tingkat kesulitannya sendiri-sendiri. Yang mudah dilakukan di era sebelumnya memang belum tentu mudah dilakukan di era berikutnya, demikian pula sebaliknya.

Eksistensi kader PKK di era sekarang pun dapat dengan mudah kita lihat dari media sosial. Banyak sekali kegiatan para kader yang semakin kreatif dalam menjalankan 10 program pokok PKK dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan zaman.

Di era sekarang, sesuai dengan perubahan namanya menjadi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, diharapkan segenap lapisan masyarakat memang dapat memaksimalkan daya atau kemampuan yang dimiliki zaman ini untuk dapat bertindak menghadapi persoalan dan tantangan yang ada pada masa kini, seperti kasus stunting.

Maka, ketahanan keluarga hendaknya semakin ditingkatkan. Karena dari sanalah keluarga sejahtera dapat terwujud, dan generasi baru yang unggul sesuai dengan kepribadian bangsa satu per satu dapat muncul ke permukaan, kuat secara mental tatkala menari dalam panggung kehidupan, untuk menyelesaikan satu per satu persoalan yang ada di setiap era dengan arif dan bijaksana tanpa memberikan penghakiman.

Bandungan, 22 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun