Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Radioku Tersayang Berhenti Mengudara

29 Desember 2022   08:08 Diperbarui: 29 Desember 2022   23:34 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oil on canvas 40x60 by @artcahayu

Jadwal pementasan yang juga disiarkan saat on air pun sangat memungkinkan membuat para penggemar ludruk RRI Surabaya dapat menjadwalkan kedatangan mereka ke daerah tempat pertunjukan akan dilangsungkan untuk bertemu dengan sang idola.

Pernah dalam satu bulan penuh jadwal pementasan ludruk untuk acara pernikahan, khitanan dan juga perayaan hari kemerdekaan hanya beberapa hari saja yang kosong. Irama hidup saya pun langsung terbalik ketika itu, tidur di pagi hari hingga siang, dan sore hari sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi pertunjukan.

Kekuatan siaran on air ludruk RRI Surabaya memang saya akui sangat berperan penting untuk menjadikan ludruk RRI Surabaya sebagai salah satu kelompok ludruk yang memiliki nama besar di Jawa Timur dan masih eksis pada waktu itu.

Gending Jula-juli pun mengiringi kidungan dari penari Remo dalam pembukaan pagelaran ludruk. Setelah Tari Remo kemudian dilanjutkan dengan lawakan dan kidungan oleh pelawak-pelawak terkenal di Jawa Timur yang lahir dari RRI Surabaya seperti Cak Kartolo, Cak Kancil, Cak Sidik, Cak Agus Kuprit, Cak Muali, Ning Kastini dan lainnya.

Bagi pelawak-pelawak yang telah pensiun atau yang sudah tidak lagi tergabung dalam ludruk RRI Surabaya, yang rata-rata sudah memiliki kelompok ludruk sendiri, mereka pun tetap bisa datang sebagai bintang tamu sesuai dengan permintaan penanggapnya. Tentu saja, nama besar mereka pun juga tak lepas dari peran besar RRI Surabaya.

Dan bedayan dalam pementasan ludruk RRI Surabaya yang menampilkan pemain ludruk wanita untuk menari dan menyanyi di atas panggung membuktikan bahwa kekuatan siaran on air ludruk RRI Surabaya ternyata juga membawa pengaruh besar terhadap eksistensi ludruk RRI Surabaya pada masa reformasi kala itu.

Suara riuh penonton tak lagi dapat dibendung ketika para pemain ludruk wanita yang disebutkan namanya satu per satu tak asing di telinga mereka.

Atmosfer kebahagiaan pun sangat terasa pada setiap tahapan pementasan ludruk. Dimulai dari Tari Remo, Lawakan dan Kidungan, Bedayan hingga puncaknya yakni seni drama tentang kehidupan rakyat sehari-hari, kisah perjuangan dan lain sebagainya yang senantiasa diselingi lawakan dengan iringan musik dari gamelan.

Dan saya masih tetap saja rekaman kentrung serta bermain ludruk di sela-sela kesibukan saya dalam manajemen di beberapa festival seni dan budaya sepanjang tahun 2001, sebelum akhirnya saya berpamitan kepada Bapak Agus Kuprit (Ludruk RRI Surabaya) untuk melanjutkan peran hidup saya berikutnya, yang lagi-lagi tidak masuk akal dengan meninggalkan peran saya sebagai pelaku seni di kota Surabaya.

Cita-cita Masa Kecil

Betapa menyenangkan menyaksikan hiruk-pikuk orang-orang dewasa ketika jadwal mendengarkan sandiwara radio memanggil mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun