Mohon tunggu...
Sketsanol
Sketsanol Mohon Tunggu... Guru - Meraih kebebasan berkarya dan berekspresi tanpa batas.

Sketsanol tercipta dari sketsa-sketsa kehidupan yang diawali titik nol.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kentung

21 Juli 2019   19:05 Diperbarui: 24 Juli 2019   12:07 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erin Taylor by pinterest

"Apa?" Polan seperti tak yakin dengan pendengarannya.

"Kucing yang ku berikan padamu. Aku mau minta kembali"

"Sudah ku jual pada pak Choky, bang. Baru tadi siang dipotong. Nah, tu dia udah jadi makanan," ungkap Polan sambil menunjuk sebuah mangkuk di atas meja yang berisi olahan daging digulai.

Kawan-kawan Polan tampak menikmati makanan itu. Ingin sekali menghantam kepala si Polan dengan satu kepalan tangan  namun semua terjadi benar salahku. Bukan ini akhir cerita si Kentung yang ku inginkan tapi harus berhenti karena ulah manusia yang rakus.

Air mata penyesalan menitik tanpa malu-malu. Semua di ruangan terdiam melihatku Mencoba mengartikan tetesan air mata yang jatuh dipipiku. Tak satu pun berani berkomentar sampai bayangan diriku menghilang dikegelapan malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun