"Apa?" Polan seperti tak yakin dengan pendengarannya.
"Kucing yang ku berikan padamu. Aku mau minta kembali"
"Sudah ku jual pada pak Choky, bang. Baru tadi siang dipotong. Nah, tu dia udah jadi makanan," ungkap Polan sambil menunjuk sebuah mangkuk di atas meja yang berisi olahan daging digulai.
Kawan-kawan Polan tampak menikmati makanan itu. Ingin sekali menghantam kepala si Polan dengan satu kepalan tangan  namun semua terjadi benar salahku. Bukan ini akhir cerita si Kentung yang ku inginkan tapi harus berhenti karena ulah manusia yang rakus.
Air mata penyesalan menitik tanpa malu-malu. Semua di ruangan terdiam melihatku Mencoba mengartikan tetesan air mata yang jatuh dipipiku. Tak satu pun berani berkomentar sampai bayangan diriku menghilang dikegelapan malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H