Mohon tunggu...
Christina Lomon Lyons
Christina Lomon Lyons Mohon Tunggu... Lainnya - Dayakdreams.com, mahasiswi Magister Administrasi Bisnis URINDO

Saya pernah menjadi reporter di Tabloid Wanita Indonesia mulai Januari 1991, dan menjadi Pemred tabloid WI pada 2012. Saat pandemi Covid 19, saya mulai kuliah lagi , walau usia sudah kepala lima, sebentar lagi masuk kategori lansia. Saya memiliki website Dayakdreams.com dan weddingdreams.id.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Walau PKM di Tegalsari Bukan KKN di Desa Penari

19 Juni 2022   22:08 Diperbarui: 20 Juni 2022   04:35 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa MAB URIDO dan para dosen PKM di Tegalsari, Karawang (dok Urindo)

Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sebuah desa menjadi latar belakang film berjudul KKN di Desa Penari, film terlaris di Indonesia yang telah ditonton lebih dari 8 juta kali. Desa Penari sebuah desa terpencil, tempat enam mahasiswa melaksanakan KKN dan mengalami serangkaian kejadian mistis. Dan  di desa Tegalsari, Karawang, belasan mahasiswa melakukan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat), KKN nya mahasiswa pasca sarjana.

Desa Tegalsari dipilih sebagai lokasi kegiatan PKM, sebagai salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi. PKM ini dilakukan mahasiswa Magister Administrasi Bisnis (MAB), Universitas Respati Indonesia (URINDO) Jakarta, bersama Dosen Pembimbing DR Tina Rosa dan Dosen Ketua Program Studi (Prodi) DR Mariati Tamba, pada 18 Juni 2022. 

Desa Tegalsari dipilih karena patut disebut sebagai desa kreatif, ada 40 pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) di desa yang terletak di kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat ini.

Desa Kreatif UMKM

Desa Tegalsari berjarak 58 km dari kampus Urindo di Bambu Apus, Jakarta Timur. Namun dengan berkendara melalui jalan tol layang Sheikh Muhammad Bin Zayed (MBZ), jarak tempuh 72 km dengan waktu tempuh 1 jam 33 menit. Dari tol MBZ, berlanjut ke jalan tol Cikampek, kemudian keluar  akses tol Karawang Timur. Masih sekitar 25,9 km lagi ke desa Tegalsari, melintasi jalan raya Kosambi.

Sepanjang  Kosambi itu, cuaca panas  cukup terasa, tak bedanya Ibu Kota Jakarta. Karawang dengan topografi dataran rendah, suhu udaranya cukup panas, rata-rata 32-35 derajat celsius. Debu sepanjang jalan menyiram kendaraan. Di sisi kanan dan kiri jalan, terlihat banyak bangunan industri, menghapus kesan Karawang di masa lalu yang terkenal dengan julukan kawasan lumbung padi.

Setelah masuk ke dalam jalan kecil dan melewati rel kereta api, sekitar satu kilometer kemudian, bisa ditemui Desa Tegalsari. Di sinilah baru bisa dilihat pemandangan hijau, hamparan sawah yang membentang di kiri kanan jalan. Terlihat para petani, kaum lelaki dan perempuan  bercocok tanam, saat itu sedang panen padi. Tampak beberapa petani sedang melakukan rontok padi dengan mesin. Di masa lalu, biasanya dilakukan para ibu Tani dengan menumbuknya di dalam lesung kayu.

Berdasarkan data monografi, desa Tegalsari, kecamatan Purwasari, kabupaten Karawang memiliki luas daratan 67,353 Ha dan sawah 170,227 Ha, dengan tanah kas desa (status bengkok) 4.250 Ha. Desa Tegalsari berbatasan dengan wilayah desa Karanggan di sebelah utara, desa Dawuan Barat sebelah selatan, desa Sukasari sebelah barat dan desa Karangsinom sebelah timur. Curah hujan cukup tinggi, membuat  tanah di Karawang cukup subur untuk bercocok tanam padi dan palawija.

Jumlah penduduk desa Tegalsari menurut jenis kelamin, laki-laki 2.014 orang dan perempuan 1.908 orang ) dengan jumlah Kepala Keluarga 1.1961 KK. Menurut mata pencaharian, tercatat wiraswasta 228 orang, petani 339 orang selebihnya adalah karyawan, pertukangan, buruh tani, pensiunan, pedagang, pemulung, guru dan ASN (Aparatur Sipil Negara. Desa Tegalsari pernah menjadi juara pertama dalam kejuaraan lomba desa tingkat kecamatan tahun 2012.

Rapat Minggon Pelaku UMKM

Setiap Rabu pagi, pengurus desa Tegalsari dan pelaku UMKM melakukan diskusi yang mereka sebut Rapat Minggon. Dalam bahasa setempat yang berarti rapat mingguan. Carmin Iskandar, Sekretaris Desa Tegalsari pemimpin rapat mengatakan dalam rapat Minggon ini, warga  saling bertukar informasi dan berdiskusi berbagai hal menyangkut UMKM masing-masing yang mereka lakukan.

Tercatat ada 20 UMKM Kuliner, 5 UMKM Kerajinan, 11 UMKM Jasa, dan 4 UMKM  Pertanian dan Perkebunan. Pelaku UMKM Kuliner seperti membuat beragam kue dan Kembang Goyang atau kembang Ros ala Karawang yang kesohor itu. Ada pula kerajinan tangan dari buah Maja, membuat lampu Aladin kerajinan menjahit dan merajut tas, membuat boneka, dan kerajinan membuat pot tanaman dari bahan semen. UMKM lainnya adalah jenis Jasa, yaitu pembibitan tanaman Anggur, budi daya Jamur, bertanam Porang, dan usaha sewa mesin rontok padi, dan lainnya. Dan yang tak kalah unik adalah UMKM kesenian budaya lokal  Seni Topeng Kaleng.

Tak pelak jika dikatakan desa Tegalsari adalah desa kreatif. Setelah melakukan kegiatan sebagai petani di pagi hari, atau bekerja sebagai pengurus desa, mereka kemudian melanjutkan aktivitas selanjutnya, berbisnis. Salah satunya Gunawan, 38, pengurus desa yang juga menjalankan bisnis pembibitan tanaman anggur di teras rumahnya.


Impor Batang Anggur dari Ukraina

Berkebun  menjadi salah satu hobi baru kaum urban saat Covid19 melanda, di antaranya menanam buah anggur. Kendati anggur bukan tanaman asli Indonesia, dan harus mengimpor bibit dari luar negeri. Berdasarkan penemuan fosil daun, potongan cabang, serta biji buahnya di daerah Eropa dan Amerika, tanaman anggur diduga telah ada pada zaman perunggu, (Setiadi, 2004). Dan mulai ada introduksi tanaman anggur ke Indonesia, pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda abad 17, (Winarno et al., 1991).

Petani Bibit anggur di Tegalsari (Dok CSL)
Petani Bibit anggur di Tegalsari (Dok CSL)

Gunawan mulai melakukan pembibitan anggur sejak 2 tahun lalu. Ia memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumahnya di desa Tegalsari. Pria Sunda, tamatan sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Karawang ini,  bertanam bibit anggur di sela pekerjaan utamanya di kantor desa Tegalsari, bidang Urusan Umum.

Pria bertubuh subur ini mengawali usaha bibit anggurnya, dengan belajar pada seorang petani anggur senior di Bekasi. Selama setahun  ia mengakrabi berbagai jenis bibit anggur dari berbagai negara di Asia dan Eropa, seperti Jepang, China, India, Ukraina dan Rusia, juga mempelajari seluk-beluk impor bibit anggur. Setelah cukup menguasai teknik menyambung bibit batang anggur, Gunawan kemudian memulai usaha mandirinya, bertanam bibit anggur yang kemudian ia pasarkan secara online.

Lapak online bibit anggurnya dapat dilihat pada account Facebook GunawanNurnisa Fruit Garden, juga pada group FB Anggur Indonesia dan Bursa Lelang Bibit Anggur. Ia juga tersambung dengan link www.Shrakvinograd.UA untuk membeli bibit anggur dari Eropa. 

Berbagai varian bibit anggur  yang biasa ia order, di antaranya adalah varian Taldun, Gozv, In memory of Shmelev dan lainnya. Nama-nama tersebut berasal dari penjual.Gunawan mengatakan bahwa harus dilakukan persilangan dulu untuk bibit anggur bisa diberi nama Indonesia. Seperti salah satu bibit anggur dalam polybag yang  sudah lama beradaptasi di Indonesia.

Gunawan biasanya membeli bibit anggur dari luar negeri berbentuk batang bawah, varian rostok table grape, atau anggur meja. Dari Ukraina berbentuk batang, tidak ada tunas, tidak ada akar. Proses beli dan jual bibit order ini memakan waktu paling cepat satu bulan via udara. 

Keluar dari pos Ukraina kemudian masuk ke Indonesia, lalu masuk balai karantina. Untuk mendapat untung, setiap batang sepanjang setengah meter,  dipotong menjadi beberapa batang kecil, kemudian ditanam di polybag, hingga bertunas. Gunawan memesan 5 kg bibit anggur dari Ukraina pada Januari 2022. Namun hanya sampai di tangannya 2 kg, sisanya kena lartas, karena tidak lengkap dokumennya.

"Karena kita impor ilegal. Kemarin kita pesan 9 kg, nyangkut di balai karantina 6 kg dan dibakar. Sisanya  3 kg saja yang saya terima," katanya.

Selain di pekarangan samping rumahnya, Gunawan dan kawan-kawannya memiliki kebun untuk bercocok tanam anggur ini. Namun karena belum ditutupi dengan atap jaring banyak tanaman anggur itu hancur ketika dihantam derasnya hujan. Sementara perkebunan yang dikelolanya bersama teman-teman di Bogor dan Bali, disebutnya saat ini sedang pembuahan.  

Gunawan mengaku mendapatkan pemasukan tambahan dari berbisnis bibit anggur ini,   bisa Rp 4 juta per bulan, bahkan bisa lebih. Baru ia seorang yang melakukan usaha itu di Tegalsari.

"Saya sudah usulkan untuk dilakukan pula oleh Karang taruna, namun belum ada respon," ujar Gunawan yang pernah bekerja di pabrik plastik kemasan di Karawang, saat ditemui usai rapat Minggon di sua desa Tegalsari, awal Juni 2022.

Apa Itu Barang Lartas ?

Bisnis bibit anggur impor cukup menggiurkan bagi pelaku UMKM yang tertarik dengan perkebunan. Petugas POPT(Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) BKP (Badan Karantina Pertanian) biasanya melakukan pengawalan terhadap bibit anggur impor milik perusahaan pengimpor. 

Pengawalan dilakukan dari tempat pemasukan di bandar udara sampai ke kebun anggur pengimpor. Selanjutnya dilakukan tindakan pengasingan dan pengamatan pada bibit anggur, untuk memastikan  bibit anggur terbebas dari OPT/OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina). 

Namun jika impor dilakukan secara ilegal tanpa dilengkapi sertifikasi internasional, maka petugas Bea Cukai  akan membakar stek bibit anggur. Seperti yang disebut Gunawan dengan istilah Lartas. Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan 161/PMK.4/2007 JO PMK 224/PMK.4/2015, barang lartas adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan atau pengeluarannya ke dalam maupun dari daerah pabean. 

Barang  lartas merujuk pada konvensi internasional, dimana Indonesia sebagai anggota World Custom Organization maupun World Trade Organization dan praktik kepabeanan internasional, telah meratifikasi dan menerapkan ketentuan konvensi dalam sistem perundang-undangan nasionalnya (Ali Purwito, 2010).

Alasan utama diberlakukannya barang lartas adalah melindungi kepentingan nasional. Barang lartas tercantum dalam sebuah daftar yang diterbitkan oleh instansi teknis kepada Menteri Keuangan, dan diawasi oleh Ditjen Bea Cukai (DJBC). Instansi teknis yang berwenang menetapkan peraturan lartas atas barang impor atau ekspor di antaranya seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian kehutanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Persyaratan impor karantina tumbuhan dan produk tumbuhan, ditetapkan untuk mengatur pemasukan media pembawa berupa tumbuhan dan/atau hasil tumbuhan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia, serta mencegah masuk dan tersebarnya OPTK ke dalam wilayah negara. BKP melakukan Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT) terhadap setiap media pembawa, yang pertama kali dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia.

Mulai dari Nomor Induk Berusaha

Sementara Gunawan, jangankan memiliki payung hukum untuk mengimpor bibit anggur, ia bahkan belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), sebagai syarat awal untuk memulai UMKM. Ia dan puluhan pelaku UMKM di desa Tegalsari  selama ini hanya bermodal SKU (Surat Keterangan Usaha) yang ditandatangani Kepala Desa.  

NIB adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS (Online Single Submission) atau  Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. Dengan memiliki NIB, pelaku usaha bisa mengajukan Izin Usaha dan Izin Komersil atau Operasional, sesuai bidang usaha masing-masing.

Kamaludin Enuh, ketua Panitia PKM mengatakan, tim MAB URIDO akan membantu para pelaku UMKM ini medapatkan NIB, sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

"Kami ingin berbagi pengetahuan dan juga mendorong agar UMKM di Desa Tegalsari bisa naik kelas. Mulai dari mana? Kami memulai dengan membentuk komunitas UMKM, selanjutnya kami dampingi dalam pembuatan izin dalam hal ini NIB. Selanjutnya mereka nanti akan didaftarakan ke dinas UMKM kabupaten Karawang agar terdaftar sebagai binaan UMKM Kab. Kerawang. Semoga dengan didaftarnya UMKM di desa Tegasari ini, akan ada tindak lanjut dari Pemkab Karawang berupa penyuluhan dari lembaga terkait, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk memberdayakan petani khususnya di Tegalsari,"ujar Kamaludin.

PKM ini adalah bagian dari mata kuliah Metode Pemasaran Bisnis, program studi (Prodi) MAB Urindo tahun 2022, Turut hadir dalam kegiatan PKM ini dosen URINDO  DR Tri Suratmi, DR Nurminingsih dan DR Dini.  Pamungkas PKM ini adalah penandatanganan MOU Direktur MAB URINDO dengan Kepala Desa Tegalsari,serta penandatanganan MOA Prodi Magister Administrasi dan Bisnis, Prodi Administrasi Bisnis (S1).

Desa kreatif Tegalsari memang bukan Desa Penari yang syarat mistik. Walau ada juga penari Topeng Kaleng yang patut dikembangkan sebagai budaya kearifan lokal khas Karawang.

 

 

Penandatanganan MOU Direktur MAB URINDO dengan Kepala Desa Tegallsari (Dok Urindo)
Penandatanganan MOU Direktur MAB URINDO dengan Kepala Desa Tegallsari (Dok Urindo)

 

 

Pelaku UMKM kerajinan tas dan boneka (dok CSL)
Pelaku UMKM kerajinan tas dan boneka (dok CSL)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun