Mohon tunggu...
Christina
Christina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Rintik Awan di Atas Jendela Hati

27 Juli 2023   11:06 Diperbarui: 27 Juli 2023   11:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik Awan di Atas Jendela Hati

Rintik awan berdansa di langit biru,

Menari-nari dengan gemulai irama,

Sejuta cerita terukir dalam titik-titik lembut,

Di atas jendela hati yang merindu.

Mengalun sendu di antara sunyi malam,

Rindu membelai dalam senja yang beranjak,

Dalam pilu, sepenuh jiwa merintih,

Mencari makna di setiap hela nafas.

Dalam cermin hati, terpancar khayal indah,

Seperti rintik hujan menari di kolong angan,

Berbisik pesona, mengurai misteri,

Menggugah jiwa yang pernah terluka.

Jendela hati membuka tirai cinta,

Menyambut mentari pagi yang bersemi,

Mengusir duka yang pernah merajai,

Menyapa bahagia, memeluk harapan.

Namun, tak selamanya langit cerah bercahaya,

Ada saat pilu melintas di wajah fajar,

Namun biarkanlah rintik awan tetap bertamu,

Melodi kesedihan, memaknai hidup yang fana.

Karena di balik rintik-rintik itu,

Tersimpan kekuatan yang tiada tergoyahkan,

Mengajarkan kita tentang arti kesabaran,

Di atas jendela hati yang teguh bertahan.

Biarlah puisi ini menjadi sahabat setia,

Di kala senyap, di kala riuh,

Mengingatkan bahwa hidup adalah perjalanan,

Rintik awan tetap menari, tak pernah berhenti.

Begitu pula jendela hati, hadapilah ia,

Sambutlah cinta dan duka dengan bijaksana,

Biarkan rintik awan mengajar makna kehidupan,

Di atas jendela hati, kita tetap berharap dan mencinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun