By Christie Damayanti
Ketika aku blusukan ke permukiman2 di Eropa, seringkali aku harus keluar dari jalur pedestrian karena berbagai macam sebab. Katanya, di jalur sepeda diberbolhkan untuk kursi roda. Tetapi, dimanakah katagori kursi roda? Jalur pedestrian sebagai alat bantu atau jalur pesepeda?
Bicara tentang Belanda sebagai "negeri sepeda", tentu punya harapan tersendiri untuk negara ini benar2 menekan polusi dari kendaraan bermotor dengan cara salah satunya, pemerintah Belanda selalu membangun jakur sepeda deengan khusus bukan jalur kendaraan bermotor, bukan juga jalur pedestrian.
Memang, Belanda adalah negeri heritage Dimana tidak sembarangan pemerintah Belanda membongkar, merenovasi apalagi membangun, tanpa alasan2 yang sangat jelas. Yang jelas, negeri Belanda memang sudah terlihat sangat concern dengan sepedanya dengan berbagai fasilitas2 yang ada untuk menarik minat warga Belanda mobilisasi dengan sepeda.
Fasilitas2 jalur sepeda disana memang mumpuni. Kadang, justru jalur2 sepeda "menggeser" jalir pedestrian, dan waktu aku disana, sering ngeri ketika jalir pedestrian berbekatan dengan jalur sepeda, dan mereka bersepeda itu cukup kencang dan mereka tidak ngeh bahwa ada kursi roda yang berbadan lebar.
Sehingga, mereka seringkali terlihat bengong dan hampir menabrak kursi rodaku, karena tidak ada kursi roda melenggang santai di Belanda, selama aku berada disana sejak puluhan tahun lalu.
***
Itu Cuma pembukaan saja. Inti permasalahan yang aku bahas pada arstikelku ini adalah bagaimana kursi roda sebagai alat bantu disabilitas, memang agak membingungkan untuk dikatagorikan kemana? Ke space pedestrian, atau ke space sepeda, untuk di Belanda?
Kursi roda sendiri, cukup lebar (80 cm), butuh space 80 cm + 20 cm = 100 cm, sementara pejalan kaki (60cm) dan tidak butuh space. Ada perbedaan sekitar 40 cm. Dan, kursi roda bergerak.
Untuk sepeda memang space cukup sempitsekitar 50 cm dan tanpa tambahan space, tetapi sepeda Tingkat mobilitasnya cepat, sehingga, bisa dikatagorikan seperti kendaraan bermotor (motor) Ada Dimana sebuah kursi roda?
Nahhhh .....
Ketika aku di Belanda, akua gak bingung untuk ikuti jalur pedestrian atau jalur sepeda? Jika pedestrian cukup lebar, aku pasti ikut atau mengikuti pejalan kaki, berada di jalur pedestrian. Tetapi jika pedestriannya sempit, missal sekitar 1 meter atau kurang, aku akan ikuti jalur sepeda karena jika aku ikuti jalur pedestrian, akan mengganggu para pejalan kaki karena hanya 1 meter atau kurang dari itu.
Atau karena jalur pedestrian dengan permukaan jalan yang sangat kasar sehingga kursi roda bwnar2 sulit untuk melewatinya, terbentur tentang heritage yang ada?
Permukaan jalan dengan paving2 jaman keemasan yang tebal dan tidak beradu antara paving, sehingga menjadi tidak rata dan tidak nyaman untuk pemakai kursi roda .....
Â
Jadi, balik lagi tentaqng pertanyaanku, "Pilih jalur pedestrian atau jalur sepeda?
Berharap, Eropa termasuk Belanda seperti Jepang atau Singapore dalam artian fasilitas2 fisik perkotaan. Walau Jepang dan Singapore belum dikatagorikan sebagai "kota sepeda", walau juga warga disana sudah sadar tentang manfaat bersepeda serta mengurangi polusi, tetapi realitasnya adalah, Eropa ternyata setara dengan negara2 berkembang!
Semua berhubungan dengan aksesibilitas dan fasilitas2 fisik perkotaan bagi disabilitas dan prioritas .....
Ya, Eropa termasuk Belanda adalah sebuah kehidupan heritage. Tetapi, apakah heritage bisa mengalahkan kehidupan warga kota yang jelas2 membutuhkan bantuan berupa fasilitas2 yang mumpuni untuk menjadi para warga disabilitas dan prioritas tetap menjadi warga negara yang punya kedudukan yang sama?
Menurutku sendiri, Eropa termasuk Belanda harus meng-update untuk urusan kehidupan warga kotanya, terutama para disabilitas dan prioritas (lansia) untuk pembaharuan2 fasilitas2 fisik kota2 mereka.
Ketika Eropa termasuk Belanda masih mengagungkan paving2 sejak jaman dahulu tanpa ada pembaharuan, atau tanpa ada penambahan2 khusus untuk memudahkan kursi roda (seperti di Singapore), menjadikan sulit untukku pemakai kursi roda (walau pun kursi roda elektrik, bagaimana dengan kursi roda manual?), juga untuk stroller, walker bahkan tongkat!
Bayangkan,
Dengan paving tebal2 yang kokoh dan kuat sejak jaman keemasan Eropa, dengan bentuk paving yang belum selaras dengan kebutuhan dijaman itu (karena belum ada kursi roda, stroller, walker atau tongkat), dengan sisi2 paving yang tumpul, membuat antar paving aka nada jarak minimal 1 cm!
Dengan perbedaan antar paving sampai 1 cm, tentu saja jika naik kursi roda atau stroller, tidak akan rata sehingga kursi roda atau stroller akan kesulitan. Begitu juga dengan walker atau tongkat. Walau tidak berberak seperti roda, walker dan tongkat harus melewati space antar paving yang bisa sampai berjarak 1 cm.
Tidak jarang, pemakai waljer dan pemakai tongkat, akan terjungkal ketika ujung walker atau ujug tongkatnya masuk di sela2 paving yang akan mengaketika blusukan disana di jalan2 lingkungankibatkan walker atau tonggat tidak seimbang .....
Itu membuat akhirnya aku sebagai pemakai kursi roda elektrik, aku tidak berada di jalur pedestrian, tetapi aku mengikuti jalur pesepeda yang permukaannya lebih halus!
Catatan :
Jika blusukan di area2 permukiman, jalur pesepeda berada di jalur kendaraan bermotor, bukan di jalur pedestrian, karena memang jalur pedestrian lebih kecil disbanding dengan jalan2 protokol, bukan jalan lingkungan.
Katanya sih, diperbolehkan, karena seperti yang aku tuliskan diatas, kursi roda berada di katagori antara kendaraan sepeda dan atau pejalan kaki, melihat fisiknya. Tetapi, apakah berbahaya dengan kursi roda berada di jalur utama beraspal, berbegar di sisian dan berdampingagn dengan sepeda bahkan kendaraan bermotor?
Tetapi, bagaimana jika aku berada di alur pedestrian yang kecil dan akan membuat pejalan kaki justru yang "keluar" dari jalur pedestrian itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H