By Christie Damayanti
                                        Aku, mas Erri, Primus dengan Tim dari Maskapai TransNusa
Â
Masih ingat kasusku Dimana kursi rodaku tidak dimasukkan ke pesawat alias tertinggal di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, perjalanan menuju ke Bali tanggal 28 Oktober 2024 lalu (lihat tulisanku dilink dibawah ini)?
Lalu, bagaimana aku marah sekali karena sebuah kursi roda adalah "kaki" bagi tuna daksa seperti aku, dan bahkan maskapai itu sepertinya menghalang2i aku bertemu dengan managernya untuk sebuah Solusi? Sambil aku berteriak2 di Bandara Ngurah Rai?
Lihat tulisanku,
Kemarahanku karena 3 Kesalahan Besar Maskapai Trans Nusa Jakarta Bali 28 Oktober 2024!
Lalu, bagaimana aku merasakan sebuah kekawatiran besar jika walaupun kursi rodaku kembali tetapi rusak? Bagaimana penggantiannya? Harganya cukup mahal dan jika aku harus membelikan dahulu, aku pun tidak punya uang besar!
Dimana, akhirnya maakapai itu mengembalikan kursi rodaku lewat Tengah malam di Tabanabn Bali, setelahseorang manager di Bandara Ngurah Rai menjanjikan, kursi rodaku akan datang setelah penerbangan yang berikurnya!
Lihat tulisanku,
Maskapai Trans Nusa Sungguh Meremehkanku, Sebenarnya Siapa yang Harus Bertanggungjawab?
Dan, dari sinilah awal mula aku berpikir untuk terus mensosialisasikan tentang KEPEDULIAN. Bukan hanya untuk teman2 arsitek yang selalu aku ingin mereka terus peduli dalam desain2 mereka, tetapi ternyata bahwa di semua lini kehidupan kit aini, memang benar2 harus PEDULI untuk kehidupan di sebuah negara.
Aku baru sadar,
Selain di duniaku sebagai seorang arsitek yang aku pikir tentang sebuah desain yang terbaik bagi semua warga negara, tentu saja ternyata semua lini dalam Masyarakat ktu harus bisa sadar bahwa KEPEDULIAN memang yang terutama untuk kehidupan dan kesejahteraan semuanya.
Nah,
Beberapa tahun terakhir ini, aku sering diminta untuk menilai KEPEDULIAN lewat apa ang aku kuasai yaitu desain arsitektural. Banyak instansi2 swasta, pemerintah, bahkan USA Embassy, badan2 PBB bahkan MRT, LRT dan KAI, aku diundang untuk memberikan penilaianku sebagai end-user diatas kursi roda.
Dan, aku baru sadar bahwa, belum ada maskapai yang menghubungi aku untuk penilaian di kantor mereka dan di peswat mereka, dengan pelayanan2 mereka.
Inilah saatnya, ketika aku minta TUNTUTAN ku sebagai penumpang yang sangat dirugikan untuk maskapai TransNusa.
Ya, memang TrasNusa sudah mengembalikan kursi rodaku, walau lewat tengah malam dengan kekawatiran yang amat sangat dalam hatiku, ini tidak cukup hanya sekedar meminta maaf! Aku benar2 sudah sangat dirugikan!
Rugi waktu karena re-schedule mereka selama 4 jam!
Rugi pelayanan yang teramat buruk sejak di pintu masuk counter check-in!
Rugi pelayanan di Bali yang tidak memberi akses untuk bisa bertemu dengan manager untuk solusinya!
Rugi aku tidak bisa memakai kursi rodaku, karena tertinggal di Jakarta!
Berbagai kerugian2 itu tidak cukup dengan hanya meminta maaf dan aku pun tidak mau hanya sekedar minta maaf mereka! Aku harus "menuntut" sesuatu untukku supaya tdak terlalu dirgikan banget2!
Apa tuntutan ku?
Banyak teman mengatakan bahwa jika akum au melapor dan menuntut mereka, aku akan mendapatkan ganti rugi yang besar, ditambah tentang aku adalah seorang disabilitas pemakai kursi roda, dan kursi rodaku "diabaikan" karena ketidak-pedulian mereka!
Aku berpikir ulang tentang ini dan aku tahum bukan itu jutuanku menuntut mereka!
Tuhan sudah memberikan pekerjaan kepadaku dengan sangat baik dan gaji yang cukup baik untuk kehidupanku. Dan, aku tidak menginginkan uang mereka, krena aku punya kehidupan yang baik dari pekerjaanku! Sehingga, aku berpikir apa yang akan aku tuntut kepada mereka.
Aku berdiskusi dengan mas Erri dan Primus, sahabat2ku yang selalu mendukungku dengan berbagai permasalahanku. Dan, terbentuklah sebuah konsep yang akan kujabaekan kepada TransNusa untuk tuntutan2ku .....
***
Hari Kamis, tanggal 28 November 2024 stelah berkutat lama dengan saling menjawab antara aku dan tim TransNusa tentang ini serta waktu bertemu, akhirnya kami bertemu di kantorku di APL Tower lantai 43 Central Park Mall.
Tim mereka datang tepat waktu jam 13.30 dengan sahabatku. Mereka adalah CEA Dato Bernard Francis Marketing Manager Bp Pontjo Utomo, Bp Arman dan seorang lain dari Tim TransNusa.
Dan aku membeberkan berbagai TUNTUTAN yang harus dipenuhi oleh TransNusa, untuk untukku sendiri tetapi untuk semua orang, terutama kalangan disabilitas dan priorotas/lansia.
Aku menawarkan Kerjasama sebagai tuntutan ku atas kelalaian TransNusa ini. Aku membuat sebuah program yang berkesinambungan sampai entah kapan, yang tujuannya terus mensosialisasikan KEPEDULIAN lewat maskapai TransNusa.
WORKSHOP
Aku akan datang ke kantor TransNusa dan mereka menyediakan ruang besar untuk pegawai2 dari paling atas sampai paling bawah, terutama yang berhubungan dengan pelayanan Masyarakat langsung, sebagai seorang disabilitas pengguna kursi roda.
Aku mau TransNusa menyediakan minimal 5 buah kursi roda, 5 buah penutup mata dan 5 buah penutup telinga. Supaya dalam workshop ini, mereka bisa merasakan betapa sulitnya hidup diatas ursi roda, tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengar!
Aku akan mempresentasikan semua hal2 yang aku butuhkan sebegai seorang disabilitas pengguna kursi roda, supaya semua tahu, bagaimana mereka haeus bisa mengerti apa yang aku butuhkan.
ASSESSEMENT
Setelah itu, aku akan melanjutkan dengagn penilaian di kantir mereka, fasilitas2 yang ada bahkan selama di bandara serta pelayanan di pesawat mereka.
PEMBUATAN VIDEO
Aku ini mereka membuat berbagai macam vidro untuk mensosialisasikan Masyarakat tentang KEPEDULIAN mereka untuk pelayanan. Videon2 itu bisa ditayangkan terus menerus di media sosial mereka atau di TV2 berbayae tentang TransNusa PEDULI.
PEMBUATAN PODCAST
Pembuatan podcast bisa terus berlanjut, apalagi jika ada masalah atau kasus dan ditangani, itu akan membuat rating mreka baik jika tertangani dengan cepat dan serius. Bukan seperti kasus ku yang seperti dihalang2i untuk aku bosa mendapatkan Solusi ....
SOSIAL MEDIA
Sosial mereka mereka harus update karena selama ini, susah sekali untuk aku mengakses kepada meraka, awalnya. Baru setelah kasus ini viral karena tulisan2ku, baru mereka menghubungiku. Itu bukan "sesuatu" dari sebuah instansi yang bergerak di sekttor pelayanan public!
Tuntutan dan Kerjasama antara aku pihak yang dirugikan dan TransNusa, bukan sekedar tuntutan biasa untuk aku pribadi tetapi bagaimana tuntutanku bisa memberikan dampak yang baik untukku, Trans Nusa bahkan untuk Masyarakat, terutama kepada calon penumpang disabilitas. Dan, aku ingin semua maskapai bisa melakukan hal yang sama, demua KEPEDULIAN ......
Kerjasama ini akan kupastikan adalah YANG PERTAMA untuk sebuah maskapsi perebangan. Aku ingin TransNusa menjadi model bari maskapai2 yang lainnya .....
***
Semuanya akan bisa berakgir dengan baik, jika kita punya "ruang" untuk FOKUS, KOMITMEN, WAKTU dan DO THE BEST untuk semuamya. Karena, KEPEDULIAN itu merupakan hal yang paling pokok untuk kehidupan dan dunia penerbangan adalah dunia pelayanan yang benar2 dibutuhkan untuk bisa terus peduli tanpa perbedaan dan diskriminasi di dunia inklisi .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H