Namanya pak Adi.
Dia meminta maaf atas semuanya dan dengan sabar dia mendengarkan kemarahanku yang memuncak. Akhirnya, aku diam setelah dia terus meminta maaf dan berjanji akan mengantarkan kursi rodaku ke tempat aku tinggal di Bali.
Penerbangan selanjutnya Trans Nusa dari Jakarta ke Bali adalah jam 4 sore dan sampai di Ngurah Rai jam 6.30 sore ini dan dijanjikan segera langsung diantar ke Yayasan Amaranee di Tabanan.
Amarahku mereda. Aku menerima bahwa memang mereka tidak salah. Yang salah adalah Trans Nusa Jakarta dan (mungkin) Terminal 3 Soetta. Ngurah Rai tidak salah, tetapi petugas "lost & found" yang membuat amarahku memuncak karena sama sekali tidak punya solusi dan bahkan menghalangiku untuk berkomunikasi dengan atasan pengambil keputusan! Itu yang membuatku marah besar (sekali)!!!!
KESALAHAN KETIGA adalah yang paling berat! Meninggalkan kursi rodaku di Jakarta TANPA ALASAN! Dan mereka pun sudah konfirmasi kepadaku di pesawat sebelum berangkat, bahwa kursi roda sudah masuk ke dalam pesawat!
Sudah di-wrap dan sudah diberikan kembaran-lbaran check-in. Barang sebesar itu tidak terangkat?!! Tidak terlihat??! Atau memang TIDAK MAU???
Alasan yang tidak ada, tanpa alasan yang BENAR-BENAR MEMUAKKAN!!!! Apa yang dia pikirkan??? Tujuannya apa?? Atau memang tidak punya hati tidak punya perasaan dan tidak ada KEPEDULIAN???!
***
Aku dijemput pak Nyoman Budi ke Yayasan Amaranee di Tabanan. Selama perjalanan, aku menenangkan diriku. Ngobrol dan tertawa.
Mendinginkan hatiku dan berusaha menekan emosiku. Karena kursi rodaku adalah kakiku dsn aku harus berusaha kakiku bisa bergerak setelah sementara "hilang". Aku merasakan tidak aman dan tidak nyaman sebelum kursi rodaku kembali kepadaku....