Berbagai jawaban tentu saja tergantung bagaimana seeorang melihat dari segi yang mana. Termasuk aku, untuk menjawbnya.
Untukku sendiri, ibukota Tashkent yang aku amati selama 1 minggu di bulan Juni 2024 lalu merupkana sebuah kota yang masih sangat bergantung kepada Tashkent "lama" walaupun pada kenyataannya disana sedang bertumbuh bangunan2 baru yang sangat modern.
Ketika aku berdialog dengan seorang teman Uzbek, serta ketika aku blusukan ke permukiman2 Uzbek era Soviet dengan bangunan2 kunonya, ternyata bsngunan2 kuno mereka benar2 masih digunakajn sebagai tempat tinggal mereka bahkan oleh warga Tashkent modern.
Tentang arsitektur pasca Soviet di Tashkent, terlihat mempunyai area2 khusus, bahkan sebagian besar memang menjadi tumpuan arsitektur Tashkent. Berdampingagn dengan arsitektur2 kombinasi dengan gaya Romawi lama, tetapi tidak terlalu terlihat dalam skyline perkotaan Tashkent.
Dan, tentu saja kesemuanya ini menghasilkan sebuah titik pariwisata baru bagi turis2 manca negara, asalkan semuanya bisa dikemas menjadi Tashkent "lama" dan Tashkent "moderm". Dengan berbagai fasilitas2 modern, harus ditambahi dari semuanya, untuk terus menjaring berbagai turis manca negara dunia masuk ke Uzbekistan, terutama ke ibukota Tashkent .....
Masalah Tashkent "lama" dan "baru"
Tashkent mulai mengubah citranya dan menjadi Eropa pada masa kolonial, ketika kota ini terbagi menjadi bagian "baru" dan "lama".Pada masa Soviet, bagian kota yang "baru" mulai tumbuh pesat karena perkembangan wilayah baru dan berkat kota yang "lama", Dimana gempa bumi tahun 1966 "membantu".
2 buah bangunan ber-desain Eropa campuran Asia Tengah, di Tashkent yang rusak karena gempa besar tahun 1966 yang tidak diperbaiki karena memang akan dihancurkan .....
Â
Aku sangat mengerti ketika Tashkent sangat ingin mengubah kotanya untuk sebuah kota yang lebih modern dan menghancurkan Tashkent lama. Aku juga sangat mengerti, mengapa mereka benar2 ingin mengubah kota ini dan menghancurkan Tashkent "lama".