Tetapi, seperti yang kita tahu untuk penyadang disabilitas di seluruh dunia, sebagian besar pribadi atau instansi atau apapun Namanya, mereka lebih melihat disabilitas sebagai sebuah "obyek" untuk dikasihani.
Begitu juga, ketika UNICEF melakukan laporan analisis situasi di Uzbekistan yang mengungkapkan bahwa sikap terhadap penyandang disabilitas adalah "berfokus pada amal". Denagn focus dan amal, seringkali negara lupa bahwa justru disabilitas ktu harus diberikan fasilitas2 yang layak untuk bisa mendiri.
Dari laporan UNICEF tersebut, mereka yang disurvei menjelaskan pandangan mereka tentang penyandang disabilitas,
"Orang-orang mengasosiasikan disabilitas terutama dengan pemberian bantuan non-pribadi, rasa iba, kebutuhan akan belas kasihan, keinginan untuk membantu. Ketika ditanya tentang sentimen mereka terhadap orang-orang penyandang disabilitas, hampir setengah dari orang-orang tanpa disabilitas yang disurvei merasa iba terhadap mereka dan 23 persen ingin membantu mereka."
Jika kita focus dengan kasihan dan amal, akan membuat disabilitas menjadi manja dan hanya menengadahkan tangannya untuk meminta bantuan. Bahwa disabilitas pada kenyataannya sangat berpotendi dan juga merupakan asset bangsa, seolah terlupakan dan akhirnya disabilitas tetap berada di urutan kesekian dalam pemerataan sebuah negara .....
***
Kepedulian warga Uzbekistan sudah aku uji sebagai wisatawan ketika 2x aku berada disana. Ketika aku berada di lingkungan sekitaranku sebagai wisatawan, baik di area wisata sendiri atau di area permukiman warga local, aku sudah membuktikan, betapa mreka sangat pefuli dengan kesulitan2 ku diatas kursi roda.
Dan, mereka membantuku ketika aku memang membutuhkan bantuan karena ketika aku di Bukahar di kotatua dan aku jauh dengan teman2 grup ku saat itu. Waktu aku harus turun dari permukaan yang berbeda ketinggiannya sekitar 20 cm, kursi rodaku harus diangkat dan turun.
Aku berdiri, mencoba turun sendiri, dan aku berpikir untuk menurunkan kursi rodaku sendiri perlahan. Tetapi, ketika aku baru saja mau mencoba, tiba2 ada 2 orang laki2, mungkin ayah dan anak. Si ayah menyapaku dengan ramah walau tidak bisa berbahasa Inggris, dan dia memberi isyarat bahwa si ayah dan anak itu akan menurunkan kursi rodaku .....
Aku tersenyum dan langsung jatuh cinta dengan warga disana, karena setelah iyu, warga di seputaranku saling menyapa kepadaku dengan Bahasa mereka sendiri dan aku hanya tersenyum2 bahagia membalas sapaan2 mereka .....
Suasana yang cukup membahagiakan untukku, ketika mereka bertanya banyak saking men-translate ke bahasa masing2, dan kami saling mengerti tentang sebuah KEPEDULIAN ......