Dan, krtika warga Uzbekistan yang tidak punya kepedulian sama sekali, mereka pun tidak akan mau membantu walau sedikit apapun.
Seewaktu aku berada didana, jelas sekali Zoyir mempunya luar biasa kepedulian untuk membantuku dan warga di area sekitaran aku sebagai wisatawan itu, mreka rela sekali Bersama mengangkat kursi rodaku yang beratnya 30 kg untuk naik turun karena tidak ada alat bantu ramp .....
Konstitusi Uzbekistan beserta UU yang diadopsi berdasarkan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas menyatakan bahwa, "Undang-undang tersebut mewajibkan lembaga publik dan perusahaan swasta, yang mempekerjakan setidaknya 20 orang, untuk menyediakan setidaknya 3 persen lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas."
Hmmmmmm .....
Ini lebih besar dari pada kesempatan bekerja bagi disabilitas di Indonesia. Bahwa pada kenyataannya, penyandang disabilitas di Indonesia masih sangat sulit mendapatkan pekerjaan karena UU dan peraturan Indonesia yang mewajibkan 1% untuk perusaan swasta dan 25 untuk BUMN tetap masih sulit menerima nya.
Ketika aku bertanya pada beberapa teman yang berada di level tinggi tentang ini, mereka menjawab denagn ragu2 bahwa mereka msih ter-stigma untuk memberikan "label" bahwa disabilitas itu susah karena emosionalnya serta tidak bisa bantyak mebantu dengan kondisi fisiknya!
Undang-Undang Republik Uzbekistan tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas 2020 adalah "Aksesibilitas fasilitas dan layanan harus dipastikan dengan menciptakan kondisi bagi penyandang disabilitas untuk memiliki akses -- atas dasar yang sama dengan warga negara lainnya -- ke bangunan, fasilitas, transportasi, informasi, dan sarana komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi-komunikasi, serta fasilitas dan layanan lain yang disediakan untuk publik.
Sebagai negara baru yang Merdeka 31 Agustus 1991 lalu, Uzbekistan sudah membangun luar biasa dalam pemenuhan aksesibilitas dan fasilitas utuk disabilitas. Walau, ketika presiden pertama mereka masih tertutup dan Uzbekistan baru bisa membangun dengan terbuka setelah presiden mereka pertama meninggal dan digantikan oleh presiden kedua yang moderat dan terbuka, mulai tahun 2016.
Jadi, bisa dikatakan Uzbekistan baru membangun mulai tahun 2016 dan itu berarti baru 8 tahun sampai tahun ini, tahun 2024. Tetapi, aksesibilitas dan fasilitas perkotaannya sudah luar biasa dengan membangun pedestrian2 yang luas dan permukaan yang rata.
Pedestrian besar dan luas merupakan "surga" bagi disabilitas, terutama pengguna kursi roda, seperti aku. Walau belum mempunyai jalur pemandu bagi disabilitas netra. Dengan waktu 8 tahun membangun, tentu saja masih butuh waktu untuk sebuah kota ramah disabilitas yang penuh. Tetapi, Tashkent sebagai ibukota negara, aku sangat yakin akan menjadi sebuah "kota inklusi" yang luar biasa .....
Perencanaan dan pengembangan kota dan permukiman lainnya, pembentukan kawasan perumahan dan rekreasi, pengembangan solusi desain untuk konstruksi baru, rekonstruksi bangunan, struktur dan kompleksnya, serta pengembangan dan produksi sarana transportasi umum, informasi dan sarana komunikasi, Â tanpa mengakomodasi fasilitas ini untuk akses tanpa hambatan bagi penyandang disabilitas tidak boleh diizinkan.