Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Warga Tashkent Survive di Ibukota antara Previlage dan Modern dalam Permukiman Era Soviet?

26 Agustus 2024   11:39 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:51 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Antara previlage(garasi dengan pintu beli khas Soviet) dan dimodernkan, sebuah rumah "Tashkent lama" yang survive untuk kehidypan salah satu keluarga local di Tashkent .....

 

Bagaimana warga Tashkent sekarang ini, survive dengan semua permasalahan2 yang ada dan bertempat tinggal di perkotaan antara previlage dan modern dengan permukiman2 yang cukup memprihatinkan?

***

Tashkent, ibu kota Uzbekistan, memiliki sejarah yang kaya yang mencakup pengaruh signifikan era Soviet. Banyak penduduk yang hidup di era Soviet telah melihat kota ini berubah secara dramatis selama bertahun2.

Selama periode Soviet, Tashkent mengalami perubahan besar, terutama setelah gempa bumi dahsyat pada tahun 1966, yang menghancurkan sebagian besar kota. Pemerintah Soviet dengan cepat membangun kembali Tashkent, mengubahnya menjadi model kota Soviet dengan arsitektur berskala besar dan juga yang sederhana.

Periode ini juga menyaksikan masuknya banyak orang dari berbagai bagian Uni Soviet, yang mengarah ke populasi yang beragam dan multikultural

Saat ini, beberapa bangunan dan lingkungan era Soviet masih berdiri, meskipun banyak yang terancam pembongkaran karena pembangunan perkotaan yang cepat. Penduduk yang telah mengalami perubahan ini, sering kali memiliki hubungan yang mendalam dengan tempat2 ini, yang penuh dengan kenangan dan makna sejarah.

Berbagai upaya sedang dilakukan untuk melestarikan beberapa bangunan ini sebagai bagian dari warisan budaya kota. Apalagi, dengan berbagai permasalahan dengan tempat2 tinggal mereka.

Ibukota Tashkent memang merupakan ibukota Uzbekistan yang modern dan mempunyai beragam etnis, dan sebagian besar merupakan penduduk Muslim. Ibukota Tashkent juga menjadi prototype bagi penataan ulang pusat2 kota di Asia Tengah pada era Soviet.

Berdasarkan penelitian dan di dalam arsip2 Rusia dan Uzbekistan, menunjukkan kita bagaimana para pejabat, perencana, dan arsitek Soviet berusaha keras untuk memadukan tradisi2 etnis lokal dan ideologi sosialis ke dalam ruang kota yang baru dibangun dan tempat pertunjukan propaganda.

Saat itu, Soviet berencana untuk mengubah Tashkent dari "kota feodal" era Tsar menjadi "kota taman yang subur", yang penuh dengan air mancur, resor tepi danau, jalan2 besar dan modern, sekolah, rumah sakit, gedung apartemen, dan tentu saja, pabrik2 untuk kota ini benar2 menjadi sebuah pusat metropolitan.

Kota ini dimaksudkan untuk menjadi contoh cemerlang bagi dunia tentang keberhasilan asimilasi kota yang jelas bukan Rusia dan warganya yang berfaham sosialisme. Pembangunan fisik kota Soviet ini bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mengubah orang2 dan masyarakatnya menjadi jauh lebih baik.

Realitasnya, pada saat itu penduduk lokal Tashkent bereaksi, menolak, dan akhirnya menyetujui transformasi sosialis kota tersebut. Pengalaman mereka selama perang dan kematian Stalin, dan perkembangan era Krushchev dan Brezhnev hingga gempa bumi tahun 1966, yang menghancurkan sebagian besar kota.

Tashkent benar2 hancur secara fisik kota dan secara metal masyarakatnya.

Aku melihat sendiri, bagaimana kota Tashkent hancur di beberapa area yang masih belum di renovasi, dan bagaimana Tashkent juga membangun sangat cepat untuk perkotaannya sendiri, demi mendatangkan turis2 dan investor2 dunia untuk membangun ibukota ini lebih cepat.

Kemudian,
Sejak awal kedatangan gagasan Gerakan Modern di Asia Tengah, para arsitek telah menghadapi masalah tentang bagaimana memperlakukan warisan budaya lokal dan, khususnya, kota2 bersejarah di Asia Tengah. Termasuk ibukota Tashkent.

Arsitektur dan permukiman2 warga Tashkent, mengeksplore tentang evolusi. Dari permukiman purba dengan  tanah liat yang direkatkan dengan Jerami, berkembang sampai arsitektur modern era Soviet, sampai menjadi Tashkent yang sekarang di era modern saat ini.

***

Aku memang tidak punya banyak teman di Tashkent, sebagai asli warga Uzbekistan. Bahkan, hanya Zoyir lah teman dan sahabatku yang benar2 bisa membantuku secara fisik disana dan secara keinginan tahuanku tentang apa yang aku lakukan disana.

Aku sering bertanya tentang banyak hal, terutama tentang arsitektural sederhana dan tentang kehidupan sosial warga local di Tashent.

Tujuan penelitian utama ku adalah untuk memahami bagaimana perkembangan ini telah memengaruhi kehidupan sehari2 warga Tashkent yang berhubungan dengan aksesibilitas, perjalanan waktu dan kenyamanan mereka bertempat tinggal di Tashkent.

Tentu saja, Bersama dengan konsekwensinya, dengan kehidupan secara historis yang selama bertahun2 dibawah rezem Soviet.

Apakah hidupnya berubah dalam arti apa pun dalam beberapa tahun terakhir dalam hal penggunaan ruang kota Tashkent? 

Apakah ingatan dari masa lalu Soviet lebih kuat daripada antisipasi kehidupan dan pembangunan Tashkent modern yang terjadwal dan sedang terjadi? 

Bagaimana perspektif mereka mengenai masa depan Tashkent dan Uzbekistan dalam konteks perkembangan kehidupan mereka di Asia Tengah, yang masih sangat "dekat" dengan rezim Soviet yang masih banyak konsep2 Soviet dalam kehidypan perkotaan Tashkent?

Ibukota Tashken adalah untuk menunjukkan kepada penduduk dan seluruh dunia kekuatan pemerintahan baru, yang berupaya untuk menjadi "modern". 

Pemerintah memahami "modernitas" sebagai cara berjuang melawan sejarah, dan pemutusan hubungan dengan tradisi. Penduduk "dipaksa" oleh cara berpikir baru, yang sangat di dasarkan  pada system baru yang ada.

Selama ratusan tahun, Tashkent telah mengubah citranya, kehilangan "karakter Asia"-nya, dan semakin berubah menjadi kota impian kaum elit republik. Penduduk Tashkent juga berubah. Kota ini telah berkembang dan muncul kelas penduduk Tashkent "baru" dan "lama". Seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel3 sebelum ini.

Terlepas dari semua upaya yang dilakukan oleh pemerintah, Tashkent berada di peringkat dunia dalam hal tingkat kenyamanan di antara kota2 di dunia. Tashkent memang merujuk kepada dunia untuk menjadikan Tashkent benar2 mampu berubah.

Muncul pertanyaan2 ku, lagi,

Sejauh mana Tashkent dimodernisasi dan tetap bersejarah sebagai "kota previlage?" 

Bagaimana penduduk di Tashkent hidup dan "memodernisasi" hidup mereka sendiri? 

Akankah arsitektur pasca-Soviet yang baru dapat menemukan tempatnya dalam sejarah kota?

Bagaimana ini akan memengaruhi potensi pariwisata Tashkent?

Aku tetap berjalan berkeliling Tashkent dalam 7 hari saat itu di akhir bulan Juni 2024 dengan suhu udara tidak kurang dari 43 derajat Celcius. Dan, aku banyak menemukan jawaban2 pertanyaan2 diatas .....

Tunggu artikel2 dan buku berikutnya tentang Tashkent, dan Uzbekistan .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun