Tujuan penelitian utama ku adalah untuk memahami bagaimana perkembangan ini telah memengaruhi kehidupan sehari2 warga Tashkent yang berhubungan dengan aksesibilitas, perjalanan waktu dan kenyamanan mereka bertempat tinggal di Tashkent.
Tentu saja, Bersama dengan konsekwensinya, dengan kehidupan secara historis yang selama bertahun2 dibawah rezem Soviet.
Apakah hidupnya berubah dalam arti apa pun dalam beberapa tahun terakhir dalam hal penggunaan ruang kota Tashkent?Â
Apakah ingatan dari masa lalu Soviet lebih kuat daripada antisipasi kehidupan dan pembangunan Tashkent modern yang terjadwal dan sedang terjadi?Â
Bagaimana perspektif mereka mengenai masa depan Tashkent dan Uzbekistan dalam konteks perkembangan kehidupan mereka di Asia Tengah, yang masih sangat "dekat" dengan rezim Soviet yang masih banyak konsep2 Soviet dalam kehidypan perkotaan Tashkent?
Ibukota Tashken adalah untuk menunjukkan kepada penduduk dan seluruh dunia kekuatan pemerintahan baru, yang berupaya untuk menjadi "modern".Â
Pemerintah memahami "modernitas" sebagai cara berjuang melawan sejarah, dan pemutusan hubungan dengan tradisi. Penduduk "dipaksa" oleh cara berpikir baru, yang sangat di dasarkan  pada system baru yang ada.
Selama ratusan tahun, Tashkent telah mengubah citranya, kehilangan "karakter Asia"-nya, dan semakin berubah menjadi kota impian kaum elit republik. Penduduk Tashkent juga berubah. Kota ini telah berkembang dan muncul kelas penduduk Tashkent "baru" dan "lama". Seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel3 sebelum ini.
Terlepas dari semua upaya yang dilakukan oleh pemerintah, Tashkent berada di peringkat dunia dalam hal tingkat kenyamanan di antara kota2 di dunia. Tashkent memang merujuk kepada dunia untuk menjadikan Tashkent benar2 mampu berubah.
Muncul pertanyaan2 ku, lagi,
Sejauh mana Tashkent dimodernisasi dan tetap bersejarah sebagai "kota previlage?"Â