Berdasarkan penelitian dan di dalam arsip2 Rusia dan Uzbekistan, menunjukkan kita bagaimana para pejabat, perencana, dan arsitek Soviet berusaha keras untuk memadukan tradisi2 etnis lokal dan ideologi sosialis ke dalam ruang kota yang baru dibangun dan tempat pertunjukan propaganda.
Saat itu, Soviet berencana untuk mengubah Tashkent dari "kota feodal" era Tsar menjadi "kota taman yang subur", yang penuh dengan air mancur, resor tepi danau, jalan2 besar dan modern, sekolah, rumah sakit, gedung apartemen, dan tentu saja, pabrik2 untuk kota ini benar2 menjadi sebuah pusat metropolitan.
Kota ini dimaksudkan untuk menjadi contoh cemerlang bagi dunia tentang keberhasilan asimilasi kota yang jelas bukan Rusia dan warganya yang berfaham sosialisme. Pembangunan fisik kota Soviet ini bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mengubah orang2 dan masyarakatnya menjadi jauh lebih baik.
Realitasnya, pada saat itu penduduk lokal Tashkent bereaksi, menolak, dan akhirnya menyetujui transformasi sosialis kota tersebut. Pengalaman mereka selama perang dan kematian Stalin, dan perkembangan era Krushchev dan Brezhnev hingga gempa bumi tahun 1966, yang menghancurkan sebagian besar kota.
Tashkent benar2 hancur secara fisik kota dan secara metal masyarakatnya.
Aku melihat sendiri, bagaimana kota Tashkent hancur di beberapa area yang masih belum di renovasi, dan bagaimana Tashkent juga membangun sangat cepat untuk perkotaannya sendiri, demi mendatangkan turis2 dan investor2 dunia untuk membangun ibukota ini lebih cepat.
Kemudian,
Sejak awal kedatangan gagasan Gerakan Modern di Asia Tengah, para arsitek telah menghadapi masalah tentang bagaimana memperlakukan warisan budaya lokal dan, khususnya, kota2 bersejarah di Asia Tengah. Termasuk ibukota Tashkent.
Arsitektur dan permukiman2 warga Tashkent, mengeksplore tentang evolusi. Dari permukiman purba dengan  tanah liat yang direkatkan dengan Jerami, berkembang sampai arsitektur modern era Soviet, sampai menjadi Tashkent yang sekarang di era modern saat ini.
***
Aku memang tidak punya banyak teman di Tashkent, sebagai asli warga Uzbekistan. Bahkan, hanya Zoyir lah teman dan sahabatku yang benar2 bisa membantuku secara fisik disana dan secara keinginan tahuanku tentang apa yang aku lakukan disana.
Aku sering bertanya tentang banyak hal, terutama tentang arsitektural sederhana dan tentang kehidupan sosial warga local di Tashent.