Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Daging Kuda" yang Getas, Rendah Lemak, Kalori, Kolesterol dari Uzbekistan

10 Juni 2024   12:59 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Ada banyak kontroversi tentang konsumsi daging kuda, di seluruh dunia. Sebagian besar dicerca di beberapa negara, seperti Inggris dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat, tetapi ini merupakan sumber pokok protein dan bahkan dianggap sebagai kelezatan pada banyak orang yang pro tentang ini.

Yang benar adalah bahwa daging kuda telah berakar selama berabad2 dalam masakan banyak negara. Dan, mendapatkan penerimaan luas dalam masakan Perancis selama Kekaisaran Perancis kedua, pada akhir abad k 19, ketika itu adalah alternatif yang murah untuk daging sapi, membuatnya populer di kalangan penduduk kota Paris yang terkenal sebagai salah satu kota termahal di dunia.

Di Amerika Serikat, daging kuda menjadi populer selama Perang Dunia 2, ketika daging lain menjadi langka. Daging kuda adalah pengganti yang sempurna, menjadi murah dan juga lebih sehat daripada daging sapi.

Di Jepang, dari abad ke-6 hingga tahun 1860-an, konsumsi semua hewan berkaki empat dilarang. Namun, dengan kemajuan teknologi yang cepat pada 1960-an, ketika kuda tidak diperlukan untuk transportasi, pekerjaan atau pertanian, mereka menjadi sumber makanan.

Di Kirgistan dan berbagai negara dengan akhiran "tan" termasuk Uzbekistan, daging kuda memang dikonsumsi. Ini memang dikonsumsi karena daging kuda sangat lezat dan negara2 tersebut memang mempunyai banyak peternakan2 kuda untuk di konsumsi.

Mereka bisa mengolah daring kuda, bukan hanya sebagai strak yang terkenal, juga untuk sosis daging kuda yang sangat popular disana.

Tetapi yang aku baca pada beberapa referensi, daging kuda ternyata diarang di negara Turkmenistan, karena alasan agama. Daging kuda dan daging babi, dilarang di konsumsi disana.

Klo ditanya, "Rasanya bagaimana, Christie?"

Kujawab, "Enak sekali!"

Karena ketika aku makan daging kuda yang dipotong2 seperti steak lidah dalam masakan Jawa, rasa daging nya sangat lembut dan getas! Jika daging sapi harus di rebus lama untuk menjadi empuk, pun jika dipotong sesuai seratnya, dagingn sapi tetapu terasa alot atau agak keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun