Anak2ku berceloteh riang. Aku lupa apa yang mereka ceritakan, tetapi yang jelas anak2ku terlihat sayang dengan ku. Juga, kedua orang tuaku, yang aku tahu mereka pasti terpukul sekali melihat keadaanku.
Tetapi mereka terlihat bahagia, yang aku yakin mereka tidak mau aku semakin terpuruk jia semua orang yang datang menjengukku, sedih dan menangis .....
Adikku dan keluarganya pun, demikian. Mereka datang mendekat kepadaku, memelukku dan berceloteh seakan2 aku baik2 saja.
Walau aku pun yakin, mereka juga teramat galau dalam ketidakpastian, karna aku, kakak mereka, tetrserang stroke berat, yang berakibat kemungkinan besar benar2 aku hanya mampu berbaringn saja ......
Hari itu, sepertinya masih pagi. Bubur makan pagi ku belum kusentuh. Bukan karena aku memang tidak lapar saja, tetapi aku pun tidak berminat untuk makan.
Walau asupan tubuhku sudah diatur oleh mesin2 dengan cairan2 infus itu, rumah sakit itupun tetap menyediakan makanan untukku. Sepertnya, selain merupakan makanan tambahan untukku, mungkin juga untuk alat terapiku. Terapi untuk belajar makan dan minum .....
Aku dengan ibuku dan Bagus, adikku yang tinggal di Dallas, yang saat itu sedang tugas pekerjaannya di San Francisco, tetapi keluarganyanya sudah terbang kembali ke Dallas, setelah travelling keliling West Coast selama Tahun batu 2010 lalu .....
Ibuku mengabil mangkok yang berisi bubur di meja samping ranjangku. Ibu membawa keluar untuk minta dipanaskan ke dapur.
Tidak lama kemudian, ibu masuk lagi dengan bubur panas, dan beliau mulai menyendok sedikit untuk aku.
Aku mulai bergidig! Agak trauma karena kemarin aku kesakitan luar biasa setelah menelan air dan eskrim itu.