"Horeeeee, mama pintar. Buburnya sudah habis", anak2ku terlihat bahagia.
Pagi itu, dan sepanjang hari itu, aku sangat bahagia ditemani semua keluargaku dan tidak ada seorang pun yang bertanya2 tentang penyakitku. Mereka di ruangku seakan2 aku sehat, mengajak ngobrol walau aku hanya bisa tertawa saja.
Jika aku mecoba menjawab, hanya tawa anak2ku saja yang terdengar karena katanya lagi, suara ku seperti alien, hahaha ....
Senyum ku terus mengembang. Jika hari pertama aku masih gamang dan galau, bahkan ketika keluargaku pamit pulang untuk beristirahat di hotel, hari ini aku terus tersenyum sambil tertawa lebar, dengan suara2ku yang katanya seperti alien.
Siang hari, mereka pamit untuk keliling San Francisco, karena meang harusnya mereka bersenang2. Karena aku terserang stroke, mereka menjadi tidak bisa bersenang2. Sehingga, ketika mereka pamit untuk keliling kota, aku pun tidak keberatan.
Hanya bapak dan ibuku yang menemaniku, adik2ku dengan keluarganya serta kedua anak2ku yang pergi. Aku ditemani kedua orang tuaku.
Bapak sering keluar untuk mencari tahu tentang kedaanku kepada dokter2. Sepertinya, mereka memang berusaha menemukan cara untuk aku bisa lebih baik. Ibuku lebih di ruanganku saja.
Bercerita tentang anak2ku setelah aku di rumah sakit. Dan, menunjukkan foto2 di kamera, keadaan anak2ku.
Anak2 itu harus terus berbahagia walau keadaanku masih di ujung tanduk, antara hidup atau mati. Mereka harus bisa move-on, walau aku, mamanya masih berjuang untuk hidup.
Karena, jika mereka menjadi bersedih apalagi ketakutan, masa depan mereka akan hancur! Mereka akan menjadi trauma, dan mereka akan tidak punya masa depan karena terus mempunyai ingatan bahwa mamanya sedang sakit berat .....
Ya, anak2ku harus terus menjadi bahagia! Biarlah aku saja, yang mngalami trauma itu saja, jangan mereka ......