***
Ada lagi, ketika aku salah pencet bel.
Jadi ceritanya, kursi roda di dalam bus adalah berada di tengah2 badan bus, dengan tempat khusus yang sudah disediakan. Aku memang harus berdiam dititik itu dengan berbagai faslilitas untuk ku sebagai disabilitas pemakai kursi roda (elektrik).
Suatu saat, aku hendak turun di sebuah tempat tujuanku. Karena tangagn kiriku normal dan bebas bergerak sedangkan tangan kananku lumpuh, tidak salah donk jika aku memncet bel untuk turun di tiang bus, dibandingkan aku harus memuttar setengha tubuhku sehingga tangan kiriku bisa memencet bel di sebelah kanan tubuhku.
Begitu bel kupencet, terdengarlah bunyi "ting-tong", tanda kita ingin turun. Dan aku melihat dari kaca spion, si upir menoleh ke arahku! Dan, setelah bus berhenti si supir bus berjalan ke arahku sa,bil mengomel lagi!
Astaga!
"Mengapa mengomel? Kan aku sudah memencet bel setelah pemberhentian 1 halte sebelum aku turun? Koq ngomel?"
Aku gusar! Maunya gimana sih? Sempat aku mau protes dan marah, tetapi aku ingat, ini di negeri prang dan sahabatku sudah mewanti2 untuk mengerti bakrea bias any yang mengomel adalah pendatang! Jadi aku meredam kemarahanku walau aku benar2 tidak mengerti .....
Setelah si supir bus itu sudah selesai membantuku, dia berkata padaku dengan (lagi2) Bahasa Inggris yang belepotan,
"Lain kali, jika disabilityas kamu harus memencet bel yang berwarna biru (yang ada di nagian kananku, sementara bel untuk yang non-disabilitas adalah bel yang berwarna kuning), buka yang berwarna kuning!",Â
Dan si supir bus naik lagi untuk membuka ointu bagi calon penumpang bis lainnya.